Jalan-jalan di Shibuya, pusat kongkow anak muda Jepang di Tokyo, dibanjiri oleh para penggemar yang ogah memicingkan mata dan diselimuti eforia, menyusul kemenangan 3-1 Jepang atas Denmark dalam pertandingan Grup E, Kamis malam kemarin.
Para penggemar bola berkumpul di kafe-kafe, bar dan stadion di seluruh penjuru negeri demi menonton laga Jepang melawan Denmark larut malam itu. Mereka tidak sia-sia begadang, karena tim pujaannya menghadiahi mereka dengan penampilan gagah berani nan mengesankan, sehingga memupus pesimisme yang bergelayut dalam pikiran pendukung sebelum turnamen digelar.
"Saya sangat bahagia karena saya tidak berharap mereka menang," kata Yoko Tamada, (26), pramugari yang merupakan seorang dari sekitar 300 penggemar yang menonton di "nakata.net kafe" di distrik Omotesando dekat Shibuya.
"Mudah-mudahan kita bisa berlanjut setidaknya ke empat besar. Atau bisa saja kita menjuarai turnamen itu," katanya dengan pikiran menerawang ke babak semifinal.
Dua serangan hebat dari gelandang Keisuke Honda dan Yasuhito Endo pada babak pertama menempatkan Jepang di atas angin, sebelum penyerang pengganti Shinji Okazaki mengubah kedudukan menjadi 3-1 sebelum peluit akhir berbunyi, sekaligus mematahkan harapan Denmark.
Kemenangan ini mengundang Perdana Menteri Naoto Kan yang sedang berada di Toronto menjelang KTT G20 akhir pekan ini, untuk berkomentar.
"Dengan tulus saya ucapkan selamat untuk pencapaian agung ini. Semua orang Jepang bangkit karena kalian dan kami sangat bangga," katanya.
"Di babak "knockout" (sistem gugur) nanti, saya berharap untuk kesuksesan lebih jauh kalian sebagai tim yang bersatu di bawah pelatih (Takeshi) Okada," sambung PM Naoto.
Sekitar lima ribu pendukung berkumpul di Stadion Saitama di luar Tokyo. Mereka bersorak gembira saat melihat tim kebanggaan mereka mencetak gol dengan mudah dan bertahan dengan gagah berani melawan Denmark yang mengesankan, padahal Jepang hanya membutuhkan hasil imbang.
Teriakan keras "Nippon (Jepang) Nippon!" membahana di atas langit, sama halnya yang dilakukan para pendukung Jepang di dalam negeri di Shibuya, dan tidak ada keraguan gema suara mereka adalah juga suara pendukung di seantero Jepang.
"Saya ingin mereka menyusun satu bab baru dalam sejarah Jepang," kata Miki Yoshioka, (21).
Mantan pelatih Honda (sang pencetak gol) di SMU, Mamoru Kawasaki ikut berjingkrak memberi pujian kepada penyerang yang rambutnya dicat pirang tersebut.
"Ia bermain dengan kepala dingin. Dia menjaga mentalnya untuk tetap fokus," kata Kawasaki yang menonton pertandingan itu dengan para mantan rekan Honda di SMA Seiryo di prefektur Ishikawa, Jepang.
Mereka yang tidak kuat menahan kantuk sehingga tidak bisa menonton pertandingan, terbangun dikejutkan oleh berita mengagetkan.
"Mereka menang? Ah tak mungkin!" kata seorang perempuan di distrik Ginza Tokyo yang menyebut namanya Ishigami dan seketika matanya terbelalak manakala seorang reporter AFP memberitahu hasil pertandingan yang tidak selesai ditontonnya itu.
"Saya benar-benar terkesima, meski saya tak pernah mengira mereka bakal putus asa," kata wanita berusia 60 tahun. "Saya harap mereka menjaga momentum dan menang, dan terus menang."
Sebelum ini publik Jepang sebenarnya frustrasi terhadap tim kesayangannya itu yang dalam beberapa tahun terakhir seperti kehilangan tenaga dan berkinerja datar di kancah internasional.
"Samurai Biru" menghadapi Paraguay di babak 16 Besar Selasa pekan nanti. Inilah kali kedua mereka masuk lagi di babak "knockout" sejak Piala Dunia 2002, di mana negara itu menjadi tuan rumah bersama Korea Selatan.(*)
AFP/adam/jafar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010