Kupang (ANTARA News) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya memuji pilot helikopter Kapten Pamungkas yang mengambil keputusan untuk melakukan pendaratan darurat ketika awan tebal dan hujan lebat menyelimuti helikopter milik TNI-AD itu.

"Saya puji pilot...Dia sudah mengambil keputusan yang tepat (mendarat darurat, red), namun kami semua selamat," kata Gubernur Lebu Raya melalui layanan pesan singkat kepada ANTARA di Kupang, Jumat.

Hal itu dikemukakan beberapa saat setelah helikopter yang ditumpangi itu mendarat darurat di Benlutu, sebuah perkampungan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

"Kami semua tegang pada saat itu...tetapi ketegangan itu segera berlalu ketika pilot mendaratkan helikopter itu dengan aman di daerah Benlutu," kata gubernur.

Lebu Raya didampingi Kepala Seksi Intelijen Korem 161/Wirasakti Kupang Mayor Inf Helmy Tjayadi Sugiono hendak terbang menuju Noemuti di wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), menghadiri sebuah acara syukuran sekaligus penobatan Sekwilda NTT Fransiskus Salem sebagai Raja Noemuti.

Ketika helikopter itu terbang melintas di atas wilayah TTS, sekitar 110 km timur Kupang, tiba-tiba terjadi hujan lebat yang disertai kabut tebal sehingga membuat pilot kesulitan meneruskan penerbangan ke TTU, sekitar 220 km timur Kupang atau sekitar 100 km dari TTS.

Pilot kemudian mengambil keputusan untuk melakukan pendaratan darurat, karena keadaan cuaca sangat buruk pada saat itu.

"Dia sudah mengambil keputusan yang tepat untuk melakukan pendaratan darurat di Benlutu. Kami sangat tegang pada saat itu, tetapi akhirnya mendarat dengan selamat," ujar gubernur.

Mendengar kabar helikopter yang ditumpangi Gubernur NTT Frans Lebu Raya mendarat darurat di Benlutu, TTS, pemerintahan setempat langsung mengirim bantuan mobil untuk menjemput Gubernur dan Kasie Intelijen Korem 161/Wirasakti.

Gubernur langsung dibawa ke SoE, ibu kota Kabupaten TTS untuk menikmati makan siang, sebelum melanjutkan perjalanan darat menuju Noemuti, TTU.


(T.L003/S004/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010