“Banyak yang bertanya, bagaimana mungkin KBRI begitu berani menyelenggarakan acara sebesar ini dalam situasi pandemi. Kami sampaikan bahwa sejak awal pandemi kami tidak pernah berhenti bekerja. Kami percaya bahwa setiap krisis membawa peluang," ujar Duta Besar Indonesia untuk Turki, Lalu Muhamad Iqbal, dalam sambutan pembukaannya di Wisma Indonesia, Ankara, Jumat.
Iqbal menuturkan bahwa Indonesia ingin menjadikan kegiatan tersebut sebagai jembatan budaya yang diharapkan dapat semakin memperkuat hubungan Indonesia dengan Turki.
“Melalui kegiatan ini kami ingin menangkap peluang untuk menjadi budaya asing pertama yang masuk ke pikiran orang Turki sejak terjadinya pandemi lebih dari setahun yang lalu. Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi jembatan budaya yang akan semakin memperkuat hubungan Indonesia dan Turki," kata Iqbal lebih lanjut.
Sementara itu, Ketua Panitia kegiatan sekaligus diplomat senior di KBRI Ankara Dionissius Swasono mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan peragaan busana pertama Indonesia di luar negeri sejak pandemi COVID-19 yang diselenggarakan oleh KBRI Ankara bekerja sama dengan perusahaan inkubator sekaligus agregator #Markamarie.
“Ini adalah fashion show pertama yang berlangsung di Turki sejak terjadinya pandemi. Ini juga kegiatan fashion pertama yang dihadiri Ibu Negara Emine Erdogan dalam setahun terakhir," kata Dionissius.
Selain dihadiri oleh Ibu Negara Turki Emine Erdogan sebagai tamu kehormatan, peragaan busana itu juga dihadiri oleh istri ketua parlemen Turki, istri menteri luar negeri Turki, istri menteri industri dan teknologi Turki serta para pemilik perusahaan garmen, pemilik jaringan gerai fesyen, wakil perusahaan inkubator fesyen serta para blogger dan pengamat masalah fesyen.
Peragaan busana tersebut berlangsung selama dua hari secara hybrid, yaitu secara luring dan daring pada 7-8 April 2021. Dalam kegiatan tersebut, KBRI Ankara menghadirkan 7 merek kenamaan yang sebagian besar membawa konsep etnis, siap pakai sekaligus muslim friendly.
Ketujuh desainer tersebut adalah Elzatta, Wearing Klamby, Jawhara Syari, Tethuna, Medina Zein dan dua merek yang baru naik daun yaitu Restu Pratiwi dan Hwan Eco Ethnic.
Peragaan busana itu berlangsung dengan protokol kesehatan ketat dan hanya dihadiri oleh 30 penonton pada hari pertama dan 40 penonton pada hari kedua. Sementara, sekitar 300 penonton lain menyaksikan langsung secara daring pada hari kedua. Hingga saat ini(9/4), kanal youtube KBRI Ankara yang menayangkan kegiatan tersebut sudah disaksikan oleh hampir 4.000 orang.
Usai kegiatan, perusahaan inkubator #Markamarie dan para deainer melakukan pertemuan dengan beberapa perusahaan Turki yang memiki jaringan gerai pakaian jadi di Turki dan negara lain. Pertemuan bisnis juga dilakukan dengan perusahaan pengelola modal untuk menjajaki pendirian warehouse serta platform penjualan produk fesyen Indonesia di Turki.
Selain memperkenalkan kekayaaan budaya Indonesia melalui peragaan busana, kegiatan tersebut juga ditujukan untuk memungkinkan lebih banyak industri kreatif Indonesia memasuki pasar Turki, yang dikenal sebagai negara dengan market busana Muslim terbesar di dunia sekaligus penghubung terbesar industri busana Muslimah untuk kawasan Balkan, Asia Tengah, Timur Tengah dan Afrika Utara.
Baca juga: Fesyen muslim jadi jalan diplomasi baru untuk Indonesia-Turki
Baca juga: Ibu Negara Turki jatuh cinta pada batik, produk kerajinan Indonesia
Baca juga: Indonesia promosikan ekonomi digital di Bosphorus Summit
Pewarta: Katriana
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021