Empat pilar penting untuk terus disosialisasikan

Jakarta (ANTARA) - Anggota MPR RI sekaligus anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Muchamad Nabil Haroen mengatakan empat pilar kebangsaan merupakan semangat untuk mencapai Indonesia Emas 2045.

"Empat pilar penting untuk terus disosialisasikan. Sebab, merupakan tiang utama berdiri kokohnya Indonesia dari masa lalu, masa kini dan untuk masa depan," kata Nabil Haroen melalui keterangan tertulis yang diterima, di Jakarta, Jumat.

Saat ini bangsa Indonesia sedang memasuki era "shifting" atau menuju era teknologi dimana terjadi perubahan dalam proses kehidupan manusia. Oleh karena itu, semua elemen masyarakat harus bersiap.

Setiap orang harus terus belajar hal-hal baru, lebih produktif, efektif dan terus berkarya. Kemudian pemanfaatan teknologi juga harus dilakukan guna peningkatan kualitas produk pertanian, pemasaran secara global dan berdaya saing dengan negara-negara lain.

Ia mengatakan Indonesia Emas 2045 merupakan momentum penting yang harus dicapai. Pada saat bersamaan bonus demografi harus dapat dimanfaatkan pula.

"Jangan sampai bonus demografi menjadi bencana, karena kita salah mengurus itu," ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama tersebut.

Kemudian, untuk mencapai Indonesia Emas 2045 konteks pertahanan dan keamanan secara bersama-sama juga harus dijaga termasuk kedamaian bangsa Indonesia.

Pada kesempatan itu, Nabil Haroen juga menyinggung soal aksi teror di Gereja Katedral Makassar dan peristiwa penyerangan Mabes Polri oleh terduga teroris.

"Ini semua pola dari gerakan ekstremis yang ingin mengancam kedaulatan negara," ujar dia.

Semua elemen masyarakat harus bangkit menjaga Indonesia dengan menjadikan Empat Pilar Kebangsaan sebagai nyawa sekaligus gerakan bersama.

"Jadikan empat pilar sebagai semangat kita semua untuk mengabdi dan menjaga Indonesia yang kita cintai," katanya pula.
Baca juga: Gus Menteri: Dana desa topang keberhasilan Indonesia emas 2045
Baca juga: Sejumlah tokoh nasional hadiri Muktamar Pemikiran di UIN Tulungagung

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021