Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Mataram, Drs. H. Marzuki Sahaz di Mataram, Jumat mengatakan, jumlah minyak tanah yang di OP pada saat itu sebanyak 5.000 liter untuk sekitar 1.000 warga miskin, namun banyak juga bukan warga miskin ingin mendapat jatah minyak tanah.
Pihak panitia nampaknya cukup tegas, karena tidak memberikan siapa saja yang akan membeli minyak tanah tanpa membawa kupon, dan hal ini sempat diprotes namun dapat diatasi.
Harga minyak OP Rp2.800 per liter, sementara harga di tingkat pengecer cukup tinggi mencapai Rp7.000 hingga Rp7.500 per liter."Namun setelah dilakukan OP harga minyak tanah pada tingkat pengecer turun drastis hingga Rp5.000 per liter," katanya.
Pihak Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan terus berupaya menyediakan minyak tanah bagi masyarakat terutama untuk kebutuhan memasak. Sementara OP minyak tanah tetap akan dilakukan di berbagai lokasi yang dinilai cukup rawan.
Hal ini dimaksudkan untuk membantu masyarakat terutama warga miskin dalam mendapatkan bahan bakar minyak tanah. "Belum mengetahui apa penyebab langka minyak tanah di kota Mataram, apakah diborong oleh petani tembakau untuk omprongan atau lainnya," katanya.
Pantauan di Mataram menunjukkan, di samping harga mahal masyarakat dalam dua pekan ini mulai kesulitan mendapat minyak tanah untuk memasak. Masyarakat yang datang ke sejumlah pengecer untuk membeli minyak tanah, terpaksa kembali dengan tangan hampa.
Untuk bisa mendapat minyak tanah, masyarakat harus menitip jerigen atau botol terlebih dulu baik di pangkalan maupun pengecer dan ini pun terbatas dan hanya bisa dapat satu hingga dua liter per orang.
Salah seorang pengecer minyak tanah, I. Saknah, nampak cukup adil dalam menjual minyak di mana setiap orang hanya diberikan satu hingga dua liter. (B004/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010