Santos, yang memperoleh kemenangan dalam pemilihan presiden dengan kelebihan suara amat banyak, Ahad, telah berjanji untuk meneruskan kebijakan keamanan yang keras dan pro-bisnis Presiden Alvaro Uribe.
Tapi perselisihan diplomatik dengan Presiden Venezuela Hugo Chavez akan menjadi salah satu tantangan besarnya ketika ia mengambilalih jabatan dari Uribe, Agustus yang akan datang.
Maria Angela Holquin, mantan duta besar untuk Caracas, adalah seorang diplomat karir yang telah bertugas di PBB dan di proyek pemerintah Kolombia untuk pembangunan dalam masyarakat pribumi pedesaan di perbatasan Kolombia yang tegang dengan anggota OPEC Venezuela.
"Ia adalah orang dengan banyak pengalaman dalam hubungan luar negeri," kata Santos pasda wartawan.
Kolombia dan Venezuela telah terperangkap dalam perselisihan yang menegangkan yang telah menimbulkan pukulan berkali-kali pada perdagangan bilateral setelah Chavez yang sosialis memerintahkan pembatasan-pembatasan pada impor Kolombia. Rencana Kolombia untuk memungkinkan tentara AS memperoleh akses lebih banyak ke pangkalan-pangkalan militernya telah menimbulkan ketegangan antara kedua negara itu.
Kolombia adalah sekutu setia AS di kawasan itu, dan Chavez menyatakan bahwa perjanjian pangkalan tersebut merupakan bagian dari ancaman Washington terhadap negaranya.
Para pejabat AS dan Kolombia mengatakan perjanjian itu merupakan perluasan dari kerja sama mereka dalam menghadapi para pedagang obat bius, dan pemberontak sayap kiri FARC (Pasukan Bersenjata Revolusioner Kolombia) masih berperang di negara itu.
Santos dan Chavez telah bentrok pada masa lalu, dan presiden terpilih Kolombbia itu melukiskan hubungannya dengan bekas tentara tersebut seperti "minyak dan air".
Tapi Venezuela telah memberikan ucapan selamat pada Santos atas kemenangannya, dan Santos menyatakan ia dapat bekerjasama dengan Chavez jika mereka saling menghormati. (S008/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010