Mamuju (ANTARA News) - Sekitar wilayah pantai Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, yang dihuni masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan terancam bahaya abrasi akibat gelombang air laut pasang yang terus menerus menghantam wilayah pesisir itu.
Bupati Kabupaten Majene Kalma Katta di Mamuju, Jumat, mengatakan, pemukiman nelayan sepanjang wilayah pantai Kabupaten Majene seperti di Kecamatan Sendana, terdiri dari Kelurahan Mosso, Desa Puttada, Pundaum, serta di Kecamatan Tubo Sendana yakni di Desa Onang, terus terancam abrasi akibat gelombang air laut pasang.
Menurut dia sejumlah warga nelayan yang tinggal di sejumlah desa dipinggir pantai Kabupaten Majene tersebut menjadi terancam karena air laut sudah semakin dekat ke perkampungan mereka tanpa bisa dikendalikan pemerintah.
Ia mengatakan, selain mengancam pemukiman nelayan abrasi disepanjang pantai Majene telah membuat beberapa tanggul penahan ombak yang terletak di pesisir pantai menjadi jebol.
"Abrasi karena gelombang air laut pasang juga merusak sepadan jalan jalur trans sulawesi yang terletak di sepanjang pesisir bagian barat Sulawesi yang selama ini menjadi arus transportasi masyarakat Majene, dan daerah lain," katanya
Menurut dia, warga hanya membangun kayu besar berbentuk pagar yang dijadikan sebagai penahan ombak untuk mengantisipasi abrasi tersebut agar tidak menimpa pemukiman, karena hutan bakau yang selama ini dijadikan penahan ombak masyarakat populasinya semakin sedikit karena dirusak ombak serta diambil warga sebagai kayu bakar.
Oleh karena itu ia meminta pemerintah pusat melalui badan nasional penanggulangan bencana (BNPB) di pusat dapat memberikan perhatian kepada masyarakat dengan memberikan bantuan bencana mengatasi abrasi itu.
"Kita berharap pemerintah segera membangun infrastruktur seperti tanggul untuk menahan laju abrasi karena jika tidak dilakukan maka masyarakat segera akan terkena dampak alam dari abrasi. (MFH/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010