Jakarta (ANTARA) - Asisten Deputi (Asdep) Investasi Strategis Kemenko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Bimo Wijayanto mengungkapkan perkembangan rencana pemerintah untuk menjadikan Bali sebagai hub wisata medis dan kesehatan atau health tourism.

Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, Bimo mengungkapkan pengembangan wisata medis di Indonesia akan dilakukan dengan pembangunan rumah sakit internasional untuk penanganan penyakit-penyakit spesifik seperti kanker dan tumor.

"Pembicaraan di ministerial level (tingkat menteri) sudah dilakukan terkait pembangunan rumah sakit yang khusus. Selanjutnya, strategi eksekusi akan sesegera mungkin diturunkan ke level teknis," katanya.

Bimo menjelaskan alasan Indonesia untuk mengembangkan wisata medis, di mana berdasarkan rilis Bank Dunia, 60 persen turis yang datang ke Malaysia dan 45 persen turis yang datang ke Singapura adalah WNI yang melakukan medical check-up (pemeriksaan medis) dan pengobatan.

Dengan tingginya aktivitas masyarakat yang melakukan pariwisata dengan alasan kesehatan, maka pemerintah pun melihat peluang tersebut untuk mendorong wisata medis di dalam negeri.

Baca juga: Bali dicanangkan sebagai sentra wisata medis

Pemilihan Bali sebagai salah satu tujuan health tourism, lanjut Bimo, juga bukan tanpa alasan. Pasalnya, berdasarkan Roland Berger Research, disebutkan bahwa Jakarta, Medan, dan Bali merupakan tiga kota yang sangat potensial menjadi wellness and health tourism hub di Indonesia.

Lebih lanjut, ia menerangkan pemerintah juga terus memperkuat ketahanan kesehatan dan menyiapkan Indonesia agar mampu memasok industri farmasi, yakni dengan mempersiapkan klaster kimia yang ditujukan untuk Bahan Baku Obat di Kawasan Industri Terpadu Batang.

Sebelumnya, pemerintah terus mematangkan rencana pembangunan industri wisata medis dan kesehatan (medical tourism) di Indonesia.

Wisata medis merupakan perjalanan yang dilakukan untuk mendapatkan layanan kesehatan, kebugaran, serta penyembuhan di negara tujuan. Pengembangan wisata medis bertujuan untuk dapat meningkatkan akses pelayanan kesehatan untuk rakyat Indonesia dan meningkatkan kemandirian bangsa dalam bidang kesehatan.

Pengembangan wisata medis dilakukan lantaran berdasarkan analisa PwC pada 2015, Indonesia merupakan negara asal wisatawan medis dengan jumlah 600.000 orang, terbesar di dunia mengalahkan Amerika Serikat dengan 500.000 orang wisatawan medis di tahun yang sama.

Warga Indonesia memilih perawatan medis ke luar negeri dengan alasan kurang mempunyai layanan medis domestik untuk menyembuhkan penyakit-penyakit khusus.

Baca juga: Boao Lecheng rintis wisata medis kelas atas Asia

Pertimbangan lainnya, yakni fakta bahwa rata-rata pengeluaran wisatawan medis sebesar 3.000 dolar AS hingga 10.000 dolar AS per orang. Di sisi lain, jumlah wisata medis secara global juga mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021