Jakarta, 24/6 (ANTARA) - Neraca perdagangan volume produk kelautan dan perikanan asal Indonesia selama semester pertama tahun 2010 menunjukan peningkatan sebesar 15,27 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Peningkatan sebanyak 31 ribu ton dari 203,44 ribu menjadi 234,51 ribu ton tersebut umumnya berasal dari komoditas perikanan non tuna, baik ikan laut maupun darat. Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengatakan, nilai perdagangan dari hasil eskpor pada triwulan pertama tahun ini mencapai sebesar USD 621,8 ribu. Dengan demikian apabila dibandingkan dengan triwulan pertama tahun 2009 terjadi peningkatan nilai ekspor sebesar 7,72 persen atau sebanyak USD 44,57 ribu.

Sementara itu, berbading lurus dengan volume dan nilai ekspor, peningkatan juga terjadi pada impor produk kelautan dan perikanan. Berdasarkan data statistik, peningkatan terjadi pada semua komoditas impor terutama pada komoditas pakan, lemak dan minyak ikan. Secara keseluruhan volume impor produk perikanan Indonesia semester I tahun 2010 adalah meningkat sebanyak 12,29 persen atau sebanyak 9,58 ribu ton dibandingkan tahun 2009 semester yang sama. Sementara itu, nilai impor semester I pada tahun 2010 juga meningkat 31,74 persen atau sebesar USD 18,52 ribu dibandingkan tahun 2009 semester yang sama. Secara keseluruhan, neraca perdagangan produk perikanan masih menunjukan surplus.

Apabila mengacu pada neraca perdagangan tersebut, maka target Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk meningkatkan produksi perikanan sebesar 353 persen pada 5 tahun kedepan bukanlah suatu hal yang akan sulit dicapai. Optimisme tersebut dapat diwujudkan dengan meningkatkan potensi perikanan Indonesia, karena baik tenaga SDM dan potensi alami tersedia di negeri ini. Namun demikian, persoalan yang ada pada saat ini adalah mahalnya harga pakan ikan bagi perikanan budidaya yang memerlukan impor. Namun hal tersebut dalam waktu dekat dicoba diatasi. Salah satunya dengan produksi masal pakan ikan yang menggunakan magot sebagai bahan bakunya. Hal lain yang lebih penting adalah ketersediaan pasar bagi hasil produksi. Baik pasar keluar negeri maupun pasar domestik. Kemudahan dalam berusaha bagi usaha kecil dan industri pengolahan hasil perikanan juga harus terus ditingkatkan sehingga, pungutan resmi maupun tidak resmi harus dihapuskan, serta bunga bank untuk memperoleh modal harus diupayakan serendah mungkin, agar bisa bersaing dengan produk negara lain di pasar internasional.

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Dr. Soen'an H. Poernomo, M.Ed, Kepala Pusat Data, Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan, HP.08161933911

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2010