Deklarasi bersama tersebut diharapkan dapat memberikan dampak moral dan insentif politik untuk membantu masyarakat Myanmar, terutama menjelang pertemuan ASEAN mengenai isu Myanmar yang akan diadakan di Jakarta,
Jakarta (ANTARA) - Region Hall Meeting on Myanmar, pertemuan untuk menanggapi krisis politik Myanmar, yang diselenggarakan oleh Pemenang Nobel Jose Ramos-Horta dan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia Dr. Dino Patti Djalal menghasilkan deklarasi bersama tentang krisis di Myanmar.
Deklarasi tersebut ditandatangani oleh 225 peserta yang hadir pada acara tersebut. Pesertanya terdiri perwakilan masyarakat sipil seperti LSM, organisasi masyarakat, individu, serta organisasi pemuda dari negara-negara Asia Tenggara.
Deklarasi yang berjudul "Joint Declaration of the Southeast Asian People-to-People Region Hall on the Crisis in Myanmar" terdiri dari 27 poin penting.
Dr. Dino Patti Djalal mengatakan deklarasi tersebut akan dikomunikasikan kepada para aktor politik di Myanmar, sepuluh Negara Anggota ASEAN dan Timor Leste, Sekretaris Jenderal ASEAN, PBB, dan komunitas internasional.
Baca juga: Brunei: Para pemimpin ASEAN akan bertemu untuk bahas Myanmar
Baca juga: China dukung ASEAN gelar pertemuan khusus terkait Myanmar
"Deklarasi bersama tersebut diharapkan dapat memberikan dampak moral dan insentif politik untuk membantu masyarakat Myanmar, terutama menjelang pertemuan ASEAN mengenai isu Myanmar yang akan diadakan di Jakarta," kata Dino.
Berikut lima poin dari dua puluh tujuh poin dalam deklarasi bersama itu: Pertama: "Kami adalah masyarakat Asia Tenggara yang telah berkumpul bersama sebagai individu dan sebagai perwakilan dari Masyarakat Sipil untuk menyuarakan tangisan hati nurani kita terhadap kudeta militer dan krisis politik di Myanmar dan penderitaan serta kematian dari orang-orang Myanmar."
Kedua: "Kami telah berkumpul di Balai Wilayah Orang-ke-Orang (People-to-People Region Hall) secara virtual yang sangat disadari kemanusiaan kita bersama dengan orang-orang Myanmar dan cinta kita bersama akan kebebasan dan kepatuhan pada demokrasi, hak asasi manusia dan penghormatan terhadap martabat manusia, tanpa memandang ras, bahasa, jenis kelamin, atau latar belakang etnis dan agama atau politik."
Ketiga: "Kami masyarakat Asia Tenggara mengungkapkan dukungan penuh dan solidaritas kami dengan masyarakat Myanmar, termasuk etnis minoritas negara yang sering menderita pengucilan dari proses politik negara, yang kini bangkit dalam protes terpadu menentang perampasan terang-terangan untuk kekuasaan dan serangan Tatmadaw terhadap pemula negara demokrasi."
Keempat: "Kami masyarakat Asia Tenggara meyakinkan rakyat Myanmar bahwa mereka tidak sendiri dalam perjuangan mereka untuk menegaskan martabat mereka sebagai manusia dan untuk mendapatkan kembali hak mereka untuk hidup dalam demokrasi damai. Kepada mereka, kami mengatakan: Jangan putus asa. Kami mendukung Anda."
Kelima: "Kami masyarakat Asia Tenggara juga menyampaikan belasungkawa yang terdalam kepada warga Myanmar yang kehilangan orang yang mereka cintai karena kekerasan oleh pasukan keamanan. Kami merasakan kesakitan yang dialami mereka."
Baca juga: Ramos Horta anjurkan sanksi penuh kepada junta militer Myanmar
Baca juga: Pemimpin tidak lawan junta Myanmar, sentralitas ASEAN dianggap klise
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021