Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Perusahaan Pertamina Toharso, Sabtu, menyatakan PT Pertamina telah memasok premium hingga 204 persen dari rata-rata penyaluran harian ke SPBU seluruh Jakarta dan sekitarnya guna mengatasi kelangkaan jenis BBM itu dalam beberapa hari terakhir. Dia mengungkapkan, sampai pukul 21.00 WIB, penyaluran premium melalui depot Plumpang, Jakarta Utara sudah mencapai 19.189 kiloliter, jauh diatas rata-rata harian yang hanya 9.420 kiloliter. "Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan premium di SPBU," katanya. Dalam periode dan depot yang sama, Pertamina juga telah menyalurkan 5.151 kiloliter solar atau 110 persen dari rata-rata harian 4.677 kiloliter, pertamax 2.040 kiloliter atau 384 persen dari rata-rata 531 kiloliter, dan pertamax plus 512 kiloliter atau 269 persen dari rata-rata 190 kiloliter. Dengan demikian, total penyaluran BBM melalui Plumpang mencapai 24.956 kiloliter atau 181 persen dari rata-rata harian 14.818 kiloliter, sedangkan jumlah SPBU di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi mencapai 600 unit. Sebelumnya, Kepala Humas Pertamina Anang Rizkani Noor meyakinkan masyarakat untuk tidak mengkhawatirkan stok semua jenis BBM karena kondisinya cukup untuk lebih dari 20 hari ke depan. Menurut dia, kelangkaan BBM terjadi karena sebagian SPBU mengurangi pembelian karena mengira pemerintah kembali menurunkan harga premium dan solar pada 1 Januari 2009. "Hal ini terlihat dengan menurunnya permintaan SBPU di Jabodetabek yang biasanya 11 ribu kiloliter menjadi 7000 kiloliter dalam beberapa hari terakhir sebelum 1 Januari 2009," terangnya. SPBU telah dua kali merugi akibat kebijakan pemerintah menurunkan harga BBM bersubsidi pada 1 Desember 2008 dan 15 Desember 2008. Anang menambahkan, mulai 2 Januari 2009 Petamina memberlakukan sistem teknologi informasi baru dalam proses penyaluran BBM dari depot Pertamina ke SPBU sehingga memungkinkan terjaminnya ketepatan pengiriman dan pemantauan saat (real time). "Melalui sistem ini maka pelayanan ke konsumen bisa lebih ditingkatkan," katanya.  (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009