Teheran (ANTARA News/AFP) - Ketua lembaga atom Iran Ali Akbar Salehi, Rabu mengatakan Teheran telah memproduksi lebih dari 17 kilogram dari uranium yang diperkaya 20 persen, satu kegiatan atom yang sensitif yang sejumlah negara dunia ingin hentikan.
"Kami sejauh ini telah memproduksi lebih dari 17 kilogram dari uranium yang diperkaya 20 persen dan kami mungkin dapat memproduksi lima kilogram setiap bulan," kata Salehi kepada kantor berita ISNA.
Sejumlah negara yang dipimpin Amerika Serikat menginginkan Iran menghentikan kegiataan memperkaya uraniumnya yang mereka curigai sebagai kedok untuk membuat senjata atom. Teheran mengatakan program nuklirnya adalah untuk tujuan-tujuan damai.
Uranium yang diperkaya dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk untuk reaktor-reaktor nuklir serta bahan penting untuk satu bom atom.
Iran mulai memproduksi uranium yang diperkaya 20 persen Februari setelah perintah Presiden Mahmoud Ahmadinejad.
Salehi mengatakan Iran "tidak tergesa-gesa" untuk memproduksi uranium yang diperkaya 20 persen kendatipun dapat memproses lima kilogram bahan bakar itu setiap bulan.
"Sejumlah negara dunia mengklaim Iran tidak memiliki teknologi yang diperlukan untuk mengubah uranium yang diperkaya 20 persen bagi bahan bakar nuklir bagi reaktor itu.
Tetapi Salehi pada 16 Juni mengatakan Iran telah memperoleh keahlian teknik yang diperlukan dan pada September tahun depan bagian pertama dari plat bahan bakar nuklir itu akan tersedia.
Ahmadinejad memperintahkan penyulingan uranium sampai 20 persen setelah satu perjanjian pertukaran bahan bakar nuklir yang bertujuan untuk tenaga reaktor Teheran dan disusun oleh badan tenaga atom PBB Oktober tahun lalu mengalami kemacetan.
Perjanjian itu menetapkan Iran mengirim 1.200 kilogram uranium yang diperkaya dalam kadar rendah -- kemurnian lima persen -- ke Rusia dan Prancis untuk disuling lebih jauh menjadi 20 persen dan kemudian diubah menjadi plat-plat bahan bakar untuk reaktor Teheran.
Perjanjian itu mengalami kemacetan karena kedua pihak bersikeras pada syarat-syarat yang mereka masing-masing tidak dapat diterima.
Brasil dan Turki menengahi satu menengahi suatu kontra usulan di di Teheran ,17 Mei yang menetapkan Iran akan mengirim uraniumnya yang diperkaya dalam kadar rendah ke Turki dengan imbalan bahan bakar bagi reaktor riset Teheran akan dipasok pada satu tanggal kemudian.
Tetapi negara-negara dunia menolak usulan itu dan mendukung satu resolusi di Dewan Keamanan PBB untuk memberlakukan sanksi babak keempat terhadap Iran karena menolak menghentikan seluruh program pengayaan uraniumnya.
Pada 9 Juni Dewan Keamanan PBB memberlakukan tindakan hukuman baru keuangan dan militer terhadap Iran.(*)
(Uu.H-RN/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010