Jakarta (ANTARA) - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando mengatakan data Bappenas menyebutkan sebanyak 90 persen penduduk Indonesia merupakan lulusan SD dan SMP dan memiliki potensi untuk mendapatkan edukasi melalui perpustakaan.
“Data Bappenas menyebutkan hanya 10 persen penduduk Indonesia yang menempuh perguruan tinggi, sedangkan sisanya yakni 90 persen terjun ke masyarakat hanya bermodalkan ijazah SD dan SMP,” ujar Syarif dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.
Dia menambahkan sebanyak 90 persen penduduk Indonesia tersebut merupakan segmen yang sangat potensial untuk diedukasi melalui perpustakaan. Perpustakaan sebagai pusat ilmu pengetahuan dan informasi berperan menjadi pusat transfer ilmu kepada masyarakat, khususnya petani.
“Perpustakaan harus mampu mentransfer pengetahuan kepada pemangku kepentingannya, dalam hal ini petani. Dengan demikian, para petani dapat menggunakan ilmu yang didapat dan menjelma seperti penyuluh pertanian dalam mengolah lahan pertanian yang ada,” jelas dia.
Baca juga: Legislator kurang setuju penghematan anggaran perpustakaan
Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas, Subandi Sardjoko, meminta Kementerian Pertanian menyinergikan seluruh sumber daya yang dimiliki dalam melaksanakan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Subandi berharap agar literasi bisa menjadi basis untuk para penyuluh, petani, maupun masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan mereka. Sehingga koleksi perpustakaan dan penyuluh bisa benar-benar mendukung pembangunan pedesaan.
“Di dalam visi Indonesia 2045 ini, kita mempunyai cita-cita agar manusia Indonesia menjadi manusia yang unggul dan berbudaya serta menguasai ilmu pengetahuan maupun teknologi, kemudian juga memiliki pembangunan yang merata dan inklusif. Jadi dapat dilakukan dan diakses dan dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat dan juga ekonomi yang maju dan berkelanjutan dan menjadi negara yang demokratis yang kuat dan negara yang bersih,” kata Subandi.
Subandi menambahkan ada empat pilar untuk mendukung cita-cita itu yaitu membangun manusia yang menguasai Iptek, membangun ekonomi yang berkelanjutan, pemerataan pembangunan dan pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan.
Baca juga: Pengembangan perpustakaan masih terjerat masalah klasik
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan), Momon Rusmono, menyebutkan misi utama Kementan terkait erat dengan perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Momon menjelaskan, salah satu misi Kementan adalah mewujudkan ketahanan pangan dan gizi bagi 270 jiwa juta masyarakat Indonesia. Hal itu harus seiring dengan misi lainnya yakni mewujudkan kesejahteraan petani.
“Dapat terlihat benang merah antara misi Kementerian Pertanian untuk pemberdayaan masyarakat petani dengan tujuan perpustakaan berbasis inklusi sosial yaitu tentang bagaimana kita meningkatkan hidup dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, apabila perpustakaan konvensional telah bertransformasi menjadi perpustakaan berbasis inklusi sosial,” kata Momon.***3***
Baca juga: Bappenas: Guru harus aktif tingkatkan budaya literasi di kelas maya
Baca juga: Rakornas bidang perpustakaan lahirkan enam rekomendasi
Baca juga: Kemendikbud : Fungsi perpustakaan di sekolah belum optimal
Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021