Fuzhou, China (ANTARA News/Reuters) - Satu bendungan yang dilanda banjir di China kembali bobol, Rabu sementara banjir besar menewaskan hampir 200 orang dan sekitar 100.000 warga mengungsi akibat musibah itu.
Air Sungai Fu di provinsi Jiangxi pertama kali menghantam Bendungan Changkai Senin malam setelah beberapa hari hujan lebat, mengancam daerah-daerah sekitar kota kecil Fuzhou.
Air sungai itu menghantam bendungan itu kembali Rabu pagi, kata kantor berita Xinhua . Penduduk yang rumahnya terancam banjir sudah diungsikan Selasa malam, katanya.
Pasukan berpakaian rompi oranye menggunakan sampan-sampan untuk mencari penduduk yang terkepung dan membawa mereka ke tempat yang aman.
"Rumah kami tidak terkena banjir tetapi pada pukul 02:00 waktu setempat air mulai meluap dengan sangat cepat, jadi kami buru-buru mengumpulkan barang-barang kami dan pergi," kata seoarng penduduk, yang mengaku bernama Wu.
Hujan lebat melanda banyak daerah China selatan dalam pekan lalu menewaskan paling tidak 199 orang dan menyebabkan 123 orang hilang, sementara air sungai meluap dan tanah longsor menghambat hubungan jalan raya dan kereta api, kata Kementerian Urusan Sipil.
Lebih dari 2,38 juta orang telah diungsikan walaupun banyak mengungsi ke lokasi yang terdekat.
Banjir telah menyebabkan kerugian ekonomi sekitar 42,12 miliar yuan (6.2 miliar dolar), dengan lebih dari 1.6 juta hektar tanah pertanian digenangi air dan sekitar 195.000 rumah ambruk.
Keadaan itu mengingatkan pada banjir hebat di China tahun 1998, ketika Perdana Menteri (waktu itu) Zhu Rongji mengeluhkan bahwa bendungan-bendungan pencegah banjir kondisinya buruk.
Saat ini, para pemimpin negara itu tampaknya berusaha menggunakan ancaman banjir itu sebagai unjuk kekuatan nasional, dan usaha-usaha pertolongan mendapat perhatian besar di media pemerintah.
Tetapi seorang pejabat senior penanggulangan bencana mengemukakan kepada "beberapa jaringan yang lemah perlu diperhatikan".
"Khususnya sungai-sungai kelas menengah dan lebih kecil, standar-standar pencegahan banjir lebih rendah dan segera satu banjir besar terjadi yang kemungkinan besar berbahaya," kata laporan itu mengutip pernyataan tersebut itu.
Lebih dari 15.000 orang termasuk tentara dan polisi sedang berusaha mengatasi pecahnya Bendungan Changkai dengan karung berisi pasir dan benda-neda lainnya, kata laporan media resmi.
Para pejabat dikerahkan untuk menutup kebobolan pertama di bendungan yang meluas sampai 400 meter menghantam bagian-bagian tanggul sepanjang 82km yang melindugi daerah pertanian yang letaknya rendah yang berpenduduk sekitar 150.000 orang.
Pada hari Rabu, tentara dan para pejabat dikerahkan untuk menyelamatkan 100.000 orang yang rumah-rumah mereka dilanda banjir atau terancam air bah, kata Xinhua. Tidak ada korban sampai hari ini.
Presiden Hu Jintao dan Perdana Menteri Wen Jiabao menyerukan dilakkukan "segala usaha untuk mengatasi banjir dan meyelamatkan nyawa penduduk" setelah bendungan itu bobol, kata Xinhua.
Hampir setiap tahun, daerah-daerah China dilanda banjir yang menelan korban jiwa. Pusat Meteorologi Nasional memperingatkan bahwa hujan-hujan yang turun sekarang dapat menghantam daerah-daerah selatan sampai Sabtu.
Di daerah-daerah Fujian dan provisi Guangdong curah hujan lebih dari 100 sentimeter dalam beberapa hari belakangan ini, kata media pemerintah itu. Hujan diperkirakan akan turun kembali dalam pekan ini.
Daerah-daerah yang paling parah dilanda banjir adalah provisi-provinsi Fujian, Jiangxi, Hunan, Giagdong, Sichuan, Guizhou dan Gangxi. Beberapa dari daerah itu telah dilanda kekeringan parah dalam beberapa bulan lalu.
(H-RN/B002/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010