Kuala Lumpur (ANTARA) - Dua perusahaan telco Malaysia Axiata Group Berhad dan Telenor Asia sedang dalam diskusi lanjutan tentang penggabungan operasi telekomunikasi Celcom Axiata Berhad ("Celcom") dan Digi.com Berhad ("Digi")(“MergeCo”) dimana para pihak akan memiliki kepemilikan yang sama diperkirakan masing-masing sebesar 33,1 persen.
"Axiata bersama dengan Lembaga Pendanaan Malaysia akan memiliki lebih dari 51 persen dari MergeCo," ujar pernyataan pers perusahaan tersebut kepada media di Kuala Lumpur, Kamis.
Sebagai bagian dari transaksi merger, Axiata akan menerima saham baru yang diterbitkan di Digi yang mewakili 33,1 persen kepemilikan saham pasca-transaksi dan jumlah penyetaraan tunai sekitar RM2 miliar, di mana RM1,7 miliar berasal dari Digi sebagai hutang baru, saldo RM300 juta dari Telenor.
"Merger bertujuan untuk menciptakan Telco Malaysia terkemuka, MergeCo akan menyatukan skala, kompetensi, keuangan, dan pengalaman yang luas dari operasi Axiata dan Telenor di Malaysia untuk menghasilkan nilai sinergis yang signifikan untuk yang lebih kuat secara komersial dan lebih banyak lagi," katanya.
MergeCo yang tangguh, yang akan memiliki posisi yang lebih baik untuk mendorong transisi negara menuju masyarakat digital berpenghasilan tinggi.
Menghadapi pandemi Covid-19 global yang mempercepat pergeseran ke arah digitalisasi, pengumuman cetak biru MyDIGITAL oleh pemerintah Malaysia menetapkan jalur transformasi ekonomi yang secara strategis menempatkan negara ini untuk menjadi sangat kompetitif dalam norma baru.
"Jika konektivitas merupakan pendorong digitalisasi yang penting, industri telekomunikasi akan memainkan peran integral dalam mendukung keputusan Pemerintah untuk mempercepat layanan 5G dan memberikan kecepatan dan layanan broadband berkualitas tinggi di mana-mana," katanya.
Ini akan menjadi pertanda baik bagi pelanggan sebagai langkah yang akan meraup keuntungan bagi ekonomi dan industri.
"Dengan demikian, MergeCo akan diposisikan secara unik untuk memanfaatkan peluang yang datang dengan kemajuan teknologi dan lonjakan dalam adopsi layanan digital sementara secara paralel, mengelola tantangan yang berkembang dari lingkungan yang sangat kompetitif dan kompleks," katanya.
MergeCo akan dianggap sebagai penyedia layanan telekomunikasi terkemuka di Malaysia dalam hal nilai, pendapatan, dan keuntungan, dengan pendapatan proforma sekitar RM12,4 miliar, pra-sinergi EBITDA dari entitas gabungan sekitar RM5,7 miliar, dan diperkirakan 19 juta pelanggan.
Dengan kepentingan nasional yang kokoh, Axiata dan pemegang saham institusi utama Malaysia akan memiliki lebih dari 51 persen dari MergeCo.
Axiata memiliki hak untuk mencalonkan Ketua pertama dan Chief Executive Officer MergeCo, dan bersama dengan Telenor, telah setuju untuk menominasikan individu berikut ke posisi kunci yakni Ketua Dato ’Izzaddin Idris, Wakil Ketua Jørgen C. Arentz, Direktur Eksekutif Idham Nawawi dan Wakil Kepala Eksekutif - Albern Murty.
MergeCo akan dinamai sebagai Celcom Digi Berhad dan akan terus terdaftar di Bursa Malaysia.
"MergeCo diharapkan dapat meningkatkan likuiditas dan profil Bursa Malaysia sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di Malaysia dan di antara perusahaan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa," katanya.
Karyawan adalah aset utama dan untuk mengatasi masalah keamanan kerja dan ketenagakerjaan, Para Pihak menegaskan kembali komitmen mereka untuk melindungi kesejahteraan karyawan tanpa pemotongan paksa.
"MergeCo akan menciptakan peluang bagi staf untuk terus berkembang di seluruh fungsi, membangun kompetensi baru, dan menjadi bagian dari pertumbuhan masa depan perusahaan saat mengeksplorasi teknologi dan inovasi baru," katanya.
Pelanggan di sisi lain, akan mendapatkan keuntungan yang signifikan dari merger, karena perusahaan yang digabungkan akan memiliki kapasitas untuk berinvestasi lebih banyak untuk memberikan kualitas layanan yang lebih baik dan pada harga yang bersaing.
Pelanggan juga akan dapat mempertahankan pilihan merek operator seluler mereka, karena merek Celcom dan Digi akan terus berlanjut seperti setelah merger.
Axiata dan Telenor juga telah menyetujui pembuatan Pusat Inovasi kelas dunia untuk mengkatalisasi transformasi digital 4IR, pengembangan kasus penggunaan 5G, dan kemajuan teknologi lainnya.
"Pusat Inovasi tidak hanya akan mendorong kemajuan teknologi di Malaysia, tetapi juga memainkan peran langsung dalam meningkatkan keterampilan karyawan untuk ekonomi masa depan," katanya.
Kedua pihak akan bekerja untuk menyelesaikan perjanjian terkait dengan transaksi yang diusulkan dalam kuartal kedua tahun 2021 setelah uji tuntas.
Transaksi tersebut akan tunduk pada persetujuan pemegang saham Celcom dan Digi, penerimaan persetujuan regulator dan syarat dan ketentuan adat lainnya.
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021