Toronto (ANTARA News) - Seiring dengan peningkatan jumlah polisi di jalan-jalan Toronto, Kanada, menjelang pertemuan puncak G20 pekan ini, para aktivis homoseksual melakukan aksi unjuk rasa, "march" (berbaris) menyusuri jalanan pusat pertokoan di distrik tersebut.
Para aktivis yang melakukan aksi unjuk rasa dengan memakai busana karnaval itu meminta para pemimpin dunia untuk juga membahas mengenai isu minoritas, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Dengan mengenakan berbagai jenis pakaian, mulai dari celana jeans hingga rok rumput dan celana ketat merah jambu, lebih dari 100 orang pengunjuk rasa menari-nari di jalanan yang terletak hanya beberapa blok dari lokasi dimana para pemimpin dari 20 negara kaya dan berkembang dijadwalkan bertemu akhir pekan ini.
"Kami orang unik, kami menabjubkan, kami menentang G20." Kalimat itu dinyanyikan oleh para pengunjuk rasa sambil disaksikan dua lusin polisi bersepeda yang sebelumnya sempat membubarkan formasi tersebut setidaknya satu kali untuk menghentikan kegaduhan.
Salah seorang peserta aksi unjuk rasa yang mengenakan celana ketat, stiletto (sepatu berhak tinggi runcing) dan topeng kepala Perdana Menteri Stephen Harper yang berwarna merah jambu bertepuk tangan dan menari-nari seiring bunyi drum.
Para pengunjuk rasa mengatakan bahwa mereka mencoba menarik perhatian pada hak-hak kelompok minoritas yang dipinggirkan karena jender, status ekonomi atau seksualitas.
Kanada membelanjakan sekitar 1 miliar dolar Kanada untuk pengamanan dua pertemuan puncak internasional yang diselenggarakan berurutan pekan ini.
Kelompok Delapan (G8) akan bertemu di kota Huntsville, Ontario, sekitar 215 kilo meter utara Toronto pada 25-26 Juni.
Kelompok yang lebih besar, G20, akan berkumpul pada 26-27 Juni di Toronto, yang pusat kotanya dipenuhi oleh polisi dan pagar keamanan. Salah satu agenda utama kelompok G20 adalah untuk membahas pemulihan ekonomi global pasca krisis keuangan.
Kelompok-kelompok pengunjuk rasa telah berjanji untuk menjaga aksinya tetap damai, sekalipun para aktivis mengatakan ada isu mengenai kelompok ekstrimis yang berencana untuk menggunakan aksi guna memprovokasi bentrokan dengan polisi.
(G003/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010