Singapura (ANTARA News) - Harga minyak kembali mengalami penurunan di perdagangan Asia, Rabu, karena data ekonomi AS memperlemah optimisme, langkah China untuk lebih fleksibel terhadap yuan akan mendorong permintaan energi, kata analis.

Kontrak berjangka utama New York untuk minyak mentah jenis light sweet pengiriman Agustus turun 28 sen menjadi 77,57 dolar per barel, sementara minyak mentah London Brent North Sea pengapalan Agustus turun 18 sen pada posisi 77,86 dolar per barel, sebagaimana dikutip dari AFP.

Sentimen telah dihantui oleh laporan yang terbit Selasa bahwa penjualan rumah di Amerika Serikat tidak terduga melemah pada Mei, memperbarui kekhawatiran seputar pemulihan ekonomi global.

Penjualan rumah di Amerika Serikat turun 2,2 persen pada Mei setelah kenaikan dua bulan berturut-turut, kata National Association of Realtor, meski ada dukungan dari pemerintah berupa program insentif pajak.***2***

"Penjualan rumah saat ini mengecewakan,` kata Serene Lim , analis perminyakan pada AANZ bank yang berbasis di Singapura.

Data penjualan rumah baru untuk Mei di mana dijadwalkan dirilis Rabu malam.

Sebagian besar ekonom memperkirakan penjualan rumah pada Mei turun menjadi 430.000 dari 504.000 unit pada April.

Indikasi China bahwa setiap penguatan yuan akan bertahap juga memperkecil optimisme bahwa hal itu akan mendorong permintaan untuk impor minyak dari konsumen minyak terbesar ke dua dunia, kata Lim.

Investor akan melihat ke depan terhadap laporan pemerintah mingguan mengenai inventaris minyak Amerika Serikat yang dijadwalkan diterbitkan Rabu untuk indikator permintaan di negara konsumen minyak terbesar dunia itu.
(S004/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010