Bogor (ANTARA News) - Organisasi kegawatdaruratan kesehatan atau "Medical Emergency Rescue Committee" (MER-C) Indonesia akan melakukan serangkaian tes kesehatan lanjutan bagi relawannya pascakedatangan seluruh relawan di Tanah Air.
"Tes lanjutan itu untuk mengecek kadar arsen, merkuri dan zat radio aktif," kata Ketua Presidium MER-C Indonesia dr Sarbini Abdul Murad saat menghubungi ANTARA di Bogor, Rabu.
Ia menjelaskan hal itu berkaitan dengan ditemukannya kandungan arsenik dengan kadar di atas normal di dalam tubuh beberapa relawan melalui tes kesehatan di RSPAD Jakarta.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga akan segera mengumpulkan kesaksian semua relawannya sebagai bahan untuk menggugat Israel.
Langkah-langkah hukum itu akan dilakukan dengan bantuan advokasi dari Tim Pengacara Muslim (TPM).
Selain itu, MER-C akan terus berpartisipasi melakukan kampanye bersama dengan lembaga dan warga dunia lainnya untuk membuka blokade Gaza.
Relawan MER-C juga akan kembali berupaya menempuh berbagai cara untuk bisa masuk ke Gaza, baik via darat maupun laut guna memulai program Pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
MER-C Indonesia mengirimkan empat relawan dan satu jurnalis, yakni Nur Fitri Moeslim Taher selaku ketua tim dengan anggota dr Arief Rachman, Abdillah Onim, Nur Ikhwan Abadi, serta wartawan TV One Muhammad Yasin.
Mereka ikut dalam misi bersama kelompok sipil dunia lainnya pada aksi yang digagas IHH (Insani Yardim Vakfi), salah satu organisasi HAM dan kemanusiaan terbesar di Turki yang bermarkas di Istanbul.
Sementara itu, anggota Presidium MER-C dr Joserizal Jurnalis, Sp.BO menambahkan bahwa MER-C Indonesia baru saja ditawari oleh "Bulan Sabit Merah" Iran untuk misi pelayaran kemanusiaan membantu masyarakat Gaza, Palestina yang terus diblokade Israel.
"Alhamdulillah Bulan Sabit Merah Iran mau bekerja sama. Mereka akan kirim kapal, kita (MER-C dan Voice of Palestine/VOP) ditawarkan untuk ikut (misi pelayaran kemanusiaan ke Gaza)," katanya.
Ia baru saja pulang dari Teheran untuk berkoordinasi dengan pihak terkait di sana mengenai rencana Iran mengirim kapal bantuan ke Gaza.
Iran, katanya, juga menganjurkan kepada negara berpenduduk mayoritas Muslim untuk bisa berperan serta dalam mengirimkan kapal dari negara masing-masing.
Ia menjelaskan ada dua misi MER-C Indonesia dalam isu Gaza, yakni kampanye pembukaan blokade pelayaran dan mengadukan Israel ke Komisi HAM PBB di Jenewa, serta mendesak pemerintah Republik Indonesia mengadukan Israel ke Mahkamah Kejahatan Antarbangsa di Brussel.
"Misi kedua atau yang utama adalah mendirikan Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza yang telah lama dirintis bersama antara masyarakat dan pemerintah Indonesia," katanya.
Misi membangun RS Indonesia di Gaza itu berawal dari misi timbantuan kemanusiaan asal Indonesia yang membawa bantuan obat-obatan dari pemerintah dan rakyat Indonesia untuk warga Gaza, Palestina, akhir tahun 2008 hingga awal 2009.
(A035/B010)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010