Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Riau menyatakan akan mendirikan posko penjagaan di perbatasan antarprovinsi untuk mencegah penyebaran COVID-19 pada saat libur Idul Fitri tahun ini.

"Posko perbatasan provinsi tetap kita laksanakan. Itu dibuka mendekati hari raya Idul Fitri," kata Gubernur Riau Syamsuar dalam pernyataan pers di Pekanbaru, Kamis.

Ia mengatakan pengaktifan posko penjagaan di perbatasan tersebut juga untuk mendukung kebijakan pemerintah pusat yang melarang warga untuk mudik saat libur bersama Idul Fitri 1442 Hijriah.

Baca juga: Cegah penularan COVID-19, ibadah Ramadhan di Sulteng diatur

"Larangan diberikan berkaitan juga dengan kebijakan pemerintah pusat terhadap larangan mudik Lebaran 1442 Hijriah atau Tahun 2021 karena pusat keramaian dan klaster keluarga berpotensi terjadinya penyebaran COVID-19 itu," katanya.

Ia berharap masyarakat mematuhi kebijakan tersebut seperti keberhasilan menekan potensi transmisi COVID-19 pada libur Lebaran tahun lalu. "Tahun 2020 pada pelaksanaan larangan mudik Riau berhasil, buktinya dua minggu setelah Idul Fitri 2020 tidak ada peningkatan kasus positif COVID-19. Harapan yang sama semoga terjadi juga pada Tahun 2021," katanya.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Riau, Hadi Penandio menambahkan, terkait posko perbatasan antarprovinsi saat mudik lebaran akan dikoordinasikan terlebih dahulu dengan semua pihak terkait. Koordinasi tersebut untuk membahas seperti apa teknis dan mekanisme pelaksanaannya.

"Bisa saja nanti posko perbatasan ini digabungkan dengan Pos PAM Operasi Ketupat Mudik Lebaran, agar lebih efektif dan efisien. Karena di Pos PAM juga terdapat unsur Dinas Perhubungan, TNI/Polri termasuk Dinas Kesehatan," katanya.

Saat ini Riau mengalami tren penambahan pasien terkonfirmasi COVID-19 dengan rata-rata 200 kasus per hari. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Riau, jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 secara kumulatif mencapai 36.007. Dari jumlah tersebut, ada 33.463 pasien yang sudah dinyatakan sembuh.

Masih ada 1.139 pasien yang menjalani isolasi mandiri, sedangkan yang dirawat di rumah sakit 518 orang. Sementara itu, kasus kematian akibat COVID-19 ada 887 orang.

Baca juga: Pemerintah tidak bangun huntara di NTT untuk cegah penularan COVID-19
Baca juga: Ahli minta masyarakat tidak mudik cegah peningkatan kasus COVID-19
Baca juga: 333 titik penyekatan jalur mudik tersebar dari Lampung hingga Bali

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021