Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah tokoh seperti Budi Satria Isman (mantan CEO PT Sari Husada) bersama-sama Marzuki Usman (mantan Menhut) dan pengusaha Bob Sadino, Mugijanto, Mairizal Meiral membentuk Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia Mandiri (PRO Indonesia) memfokuskan program kepedulian dalam 3-pilar yaitu kesehatan, pendidikan dan ekonomi.
Keterangan tertulis Humas Pro Indonesia yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa, menyebutkan, pendirian Pro Indonesia mengacu pada indeks pembanguna manusia (Human Development Index), yaitu Indonesia menempati urutan ke-111 dari 178 negara-negara didunia.
Budi Satria mengatakan, ketiga pilar diberi nama "pro health, pro education dan pro wealth" merupakan rangkaian terpenting menuju masyarakat sejahtera. "Apabila berjalan secara sinergi, komprehensif dan terintegrasi maka bisa membantu pembangunan SDM Indonesia dimansa datang," katanya.
Menurut dia, aktivasi program diawali dengan pembekalan wawasan dan pengetahuan arti pentingnya kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan untuk kesehatan anak dan ibu melalui program Pendidikan Usia Dini (PAUD) umur 0-5 tahun (golden age) dan pemberdayaan ekonomi keluarga dalam bentuk pembinaan kewirausahaan, baik bersifat sosial maupun usaha biasa agar bisa menjadi masyarakat mandiri.
Budi Satria Isman, Ketua Dewan Pembina PRO Indonesia, mengatakan: "Kami siap berpartner dengan semua pihak termasuk LSM (NGO) dan perusahaan serta pemerintah (BUMN) yang memiliki program sosial atau CSR untuk diimplementasi”. Dengan kerjasama dengan semua pemangku kepentingan dan jejaring, maka persiapan untuk memajukan anak-anak Indonesia akan lebih cepat tercapai.
Marzuki Usman, mantan Menteri Pariwisata dan juga Mantan Menteri Kehutanan yang menjabat sebagai Ketua Yayasan Pemberdayaan Manusia Indonesia Mandiri mengatakan: "Eksekusi program sebaiknya bersinergi atau berpartner dengan semua pihak agar hasilnya maksimal, terukur dan berkesinambungan".
Pro Indonesia bertekad memfokuskan bidang kepedulian sosial demi kemajuan masa depan generasi Indonesia. Tekad tersebut bukannya "mimpi", tapi kini menjadi kenyataan, mereka terlibat dalam memajukan pengetahuan melalui pendidikan kesehatan dan kewirausahaan sebagaimana ditulis dalam Buku "From Dreams to Reality" yang diluncurkan bersamaan dengan pengenalan YPMIM. (*)
(Ant/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010