Sidoarjo (ANTARA News) - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan membuka Muktamar Satu Abad Muhammadiyah yang digelar di Yogyakarta, meski melalui telekonferensi dari Madinah, Saudi Arabia.
Kepastian itu dikemukakan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsudin saat meresmikan Laboratorium Center (LC) Kampus Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Jawa Timur, Selasa.
"Presiden telah memberitahukan kepada kami, bahwa beliau siap membuka Muktamar Muhammadiyah melalui telekonferensi dari Madinah," katanya.
Ia juga meminta warga Muhammadiyah tidak berburuk sangka sehubungan dengan pembukaan yang dilakukan secara jarak jauh tersebut.
"Pembukaan muktamar Muhammadiyah itu dilakukan melalui telekonferensi pada tanggal 3 Juli 2010, karena Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ada agenda umrah," katanya.
Dalam kesempatan itu, Din Syamsudin mengaku dirinya siap bertarung dalam pemilihan pimpinan pada Muktamar Satu Abad Muhammadiyah di Yogyakarta.
"Saya sudah mengembalikan formulir. Itu artinya saya siap bertarung dalam menduduki kursi pucuk pimpinan tingkat pusat," katanya.
Ia juga meminta calon yang terpilih harus bisa menunjukkan kepemimpinannya yang berwawasan, amanah, dan bisa membesarkan Muhammadiyah.
Namun, calon yang tidak terpilih juga diharapkan tidak mencari kesalahan atau menjelek-jelekkan yang terpilih.
"Ingat, jabatan adalah amanah dan penuh pengabdian. Jangan sampai dijadikan untuk kepentingan pribadi," katanya.
Disinggung soal sikap kritis Muhammadiyah terhadap pemerintahan sekarang, ia menegaskan bahwa sikap kritis harus tetap dibangun selagi itu untuk kemajuan bangsa bukan sebagai sifat dendam.
Jika dirinya terpilih, maka persoalan yang harus dikritisi akan dilakukan sepanjang itu untuk kemaslahatan bangsa.
"Untuk itu, Muhammadiyah tidak boleh diam. Buat apa Muhammadiyah dilahirkan kalau tidak untuk menegakkan amar makruf nahi mungkar," katanya.
Selama perjalanan satu abad, Muhammadiyah telah menunjukkan karya nyata dengan aneka amal usaha yang membumi dan merakyat seperti fasilitas pendidikan, rumah sakit, dan aneka pelayanan publik.
"Muhammadiyah ingin meneguhkan kiprah dakwah, inklusif, mengalir, dan tidak sekedar berwacana," katanya.
(T.E011/I007/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010