Sebelas penumpang pesawat pribadi itu termasuk tokoh terkemuka pertambangan Australia, Ken Talbot, salah seorang terkaya di Australia, dan lima eksekutif dari perusahaan tambang Australia, Sundance Resources, Gindalbie dan Western Areas.
"Untuk sekarang ini, antara sebilan dan 10 mayat telah diselamatkan," kata Menteri Informasi Issa Tchiroma Bakary pada konferensi pers di ibukota Kamerun, Yaounde, setelah pencarian dilancarkan pada akhir pekan lalu ketika pesawat itu dilaporkan hilang.
Bakary mengatakan, mayat-mayat itu belum dikenali. Pemerintah sedang menunggu untuk meneliti kotak hitam pesawat baling-baling CASA C212 untuk mengetahui penyebab pesawat tersebut jatuh 10Km di perbatasan Kongo dengan Kamerun.
Talbot adalah direktur Sundance Resources yang berkantor di Perth, pengembang tambang bijih besi Moalam senilai 3 miliar dolar yang merentang di Kamerun dan Kongo, dan perusahaannya Talbot Group, adalah pemegang saham besar. Sundance berencana memulai produksi di Moalam pada 2012.
Geoff Wedlock, pemimpin Gindalbie dan Sundance, serta Craig Oliver, kepala pejabat keuangan petambang nikel Western Areas, termasuk di antara eksekutif-eksekutif tambang yang hilang itu. Dua warga Inggris, dua orang Prancis dan satu warga Amerika juga naik pesawat itu.
Para pejabat penerbangan kehilangan kontak dengan pesawat itu Sabtu sekitar satu jam setelah pesawat bertolak dari Yaounde dalam perjalanan ke Yangadou di bagian baratlaut Republik Kongo.
Pesawat pribadi digunakan secara luas oleh perusahaan-perusahaan internasional yang beroperasi di Afrika tengah.(S008/A038)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010