New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak naik pada Senin, setelah pengumuman akhir pekan China bahwa pihaknya akan mengendurkan mata uangnya yang dipatok terhadap dolar, meningkatkan harapan investor untuk permintaan energi yang kuat.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juli, menetap di 77,82 dolar per barel, atau naik sebesar 64 sen dari penutupan Jumat.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus naik 60 sen menjadi ditutup pada 78,82 dolar per barel.

Minyak menguat setelah bank sentral China, People`s Bank of China (PBoC), Sabtu mengatakan bahwa pihaknya akan membiarkan fleksibilitas yuan lebih lanjut terhadap dolar, memicu harapan permintaan yang lebih tinggi untuk minyak dan bahan mentah lainnya yang dihargakan dalam dolar yang mendorong pasar global "rally".

"Ketika China mengatakan akan merevaluasi mata uangnya, sampai batas tertentu itu adalah mosi percaya dalam ekonomi global," kata Bart Melek dari BMO Capital Markets.

"Mereka harus yakin bahwa ekspornya berjalan OK," katanya.

"Booming" (ledakan) ekspor mengarahkan perekonomian China memimpin pemulihan global dari resesi dan dianggap sebagai pendorong utama permintaan negara konsumen energi terbesar kedua dunia, setelah Amerika Serikat.

Kritik, termasuk Amerika Serikat mengatakan China mempertahankan yuan atau renminbi "undervalued" (di bawah nilainya) terhadap dolar membuat ekspor China murah tidak wajar, merugikan perdagangan negara saingan.

"Pengumuman PBoC pada hari Sabtu bahwa renminbi akan keluar dari pematokannya terhadap dolar, kembali ke pengaturan di tempat sebelum

krisis keuangan global, adalah positif, dalam pandangan kami, untuk harga komoditas," kata Hussein Allidina dari Morgan Stanley Research.

"Menjadi jelas, China adalah konsumen yang signifikan dari banyak komoditas dan telah bertanggung jawab untuk sebagian tanda dari pertumbuhan permintaan dalam beberapa tahun terakhir -- sebuah renminbi kuat akan menurunkan harga komoditas, mendukung permintaan."

Melek dari BMO Capitals mencatat "beberapa tingkat ambiguitas" tentang pengumuman China.

Kata-kata dalam pernyataan pada Sabtu samar-samar, mengatakan bank sentral akan "memperkuat fleksibilitas" dari nilai tukar yuan.

"Orang-orang mencoba untuk menentukan bagaimana sebenarnya ini," kata Melek.

Yuan China mencapai tingkat yang kuat dalam lima tahun pada Senin setelah pihak berwenang menjanjikan reformasi terbatas mata uangnya, namun analis mengatakan janji Beijing itu tidak mungkin meredakan kritik dari kontrol nilai tukar.

Langkah mata uang China secara luas dilihat sebagai tawaran untuk mencegah tekanan dari Amerika Serikat dan negara maju lainnya di KTT Kelompok 20 akhir pekan ini di Kanada untuk membiarkan yuan menguat. (A026/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010