Blangikhan ini budaya turun-temurun yang diwariskan oleh leluhur dan banyak pelajaran berharga bagi masyarakat Lampung
Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Lampung bersama organisasi sosial kemasyarakatan, Lampung Sai, menggelar upacara adat Blangikhan di Bumi Kedaton Resort, Bandarlampung, Rabu, guna menyambut Ramadhan 1442 Hijriah.
Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Fahrizal Darminto menyatakan kegiatan Blangikhan atau mandi bersama di sungai merupakan simbol penyucian hati dalam menghadapi Ramadhan, agar dapat menjalani ibadah puasa dengan lancar.
"Blangikhan ini budaya turun-temurun yang diwariskan oleh leluhur dan banyak pelajaran berharga bagi masyarakat Lampung," katanya.
Selain itu, katanya, upaya melestarikan budaya agar tidak lekang, termakan zaman.
Kegiatan ini, katanya, juga untuk meningkatkan aktivitas sektor pariwisata serta proses penyucian hati dari iri, benci, dendam, dan sombong, sehingga setiap orang menjalankan ibadah puasa dengan baik.
Ketua DPP Lampung Sai Komjen Pol (Purn) Sjachroedin Z.P. menyatakan bersyukur masih diberi kesempatan bersilaturahim dengan Pemerintah Provinsi Lampung dan masyarakat setempat sebelum memasuki Ramadhan, serta melaksanakan tradisi Blangikhan.
"Saya bersyukur kegiatan ini didukung penuh oleh Pak Gubernur, Pak Sekda, Pemerintah Provinsi Lampung, dan banyak pihak lainnya, karena acara adat Blangikhan ini salah satu adat budaya Lampung yang harus dilestarikan," kata mantan Gubernur Lampung dua periode itu.
Baca juga: Kudus tiadakan tradisi dandangan sambut Ramadhan
Ia juga menyatakan kesiapan Lampung Sai membantu pemerintah daerah dalam mendorong pelestarian budaya setempat.
Blangikhan atau Blangiran, tradisi menyucikan diri dengan mandi bersama di sungai, sebelum Ramadhan.
Tradisi masyarakat Lampung ini mengandung filosofi tentang penyucian diri, membersihkan diri dari segala macam kotoran, baik jasmani maupun rohani, agar mampu menjalankan ibadah puasa dengan baik dan lancar.
Pada pelaksanaan Blangikhan 2021, Pemerintah Provinsi Lampung bersama Lampung Sai menerapkan protokol kesehatan secara ketat karena masih pandemi COVID-19. "Muli mekhanai" (pemudi dan pemuda Lampung), peserta Blengikhan beserta tamu undangan dibatasi dan wajib menerapkan protokol kesehatan sesuai arahan petugas Dinas Kesehatan Provinsi Lampung.
Kegiatan Blangikhan dimulai dengan ritual pembacaan doa. Setelah itu, puluhan "muli mekhanai" berbaris rapi dengan membawa talam berisi air langir, tangkai padi, kembang setaman dan bakaran merang padi atau sekam.
Usai membasuh wajah dan bagian anggota tubuh dengan air tersebut, satu persatu "muli mekhanai" masuk sungai untuk mandi bersama. Setelah proses mandi bersama, dilanjutkan dengan menebar bibit ikan dan cuak mengan atau makan bersama.
Baca juga: Semarak malam tujuh likur, warga Batu Limau gelar acara kenduri
Baca juga: Tradisi "meugang" di tengah pandemi COVID-19 di Aceh
Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021