Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kehutanan (Menhut) MS Kaban mengajak pengusaha tambang lebih peduli terhadap upaya rehabilitasi dan reklamasi areal bekas pertambangan untuk menghambat makin luasnya areal kritis yang kini mencapai 23 juta hektare dan sekitar 40 juta hektare lainnya masuk kategori agak kritis.

Upaya rehabilitasi dan reklamasi ini menjadi penting karena kemampuan pemerintah untuk merehabilitasi lahan dan kawasan yang kritis terbatas, kata Menhut dalam dialog dengan kalangan pengusaha pertambangan yang diselenggaraka Perum LKBN ANTARA di Jakarta, Rabu.

Menurut catatan departemen kehutanan program rehabilitasi yang dimulai sejak 2003 melalui Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan) ditargetkan mampu memulihkan lahan kritis seluas 5 juta hektare sampai 2009. Hingga Desember 2008, realisasi gerakan ini sudah mencapai 3 juta hektare dengan menghabiskan dana APBN Rp 8,7 triliun.

Meski berbagai upaya rehabilitasi yang sudah dilaksanakan departemen dan "stake holder" kehutanan mampu menurunkan laju deforestasi dari 2,53 juta hektare menjadi 1,08 juta hektare per tahun.

Apalagi, upaya penghijauan dalam kerangka sumbangan Indonesia untuk dunia dalam mengatasi perubahan iklim juga dilaksanakan departemen kehutanan melalui gerakan menanam 100 juta pohon pada tahun ini, menyambung gerakan serupa pada tahun 2007 yang dilakukan dengan menanam 76 juta pohon yang realisasinya melebihi target.

Dengan berbagai kondisi yang ada tersebut, diskusi yang diselenggarakan mampu membangun kesepahaman bersama di antara regulator dan "stake holder" di sektor kehutanan dengan pelaku usaha di sektor pertambangan dalam kerangka masa depan hutan Indonesia yang lestrari. (*)

Pewarta:
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2009