Dalam beberapa hari terakhir memang cenderung stabil dan menguat sedikit demi sedikit sejalan dengan US treasury 10-year dan indeks dolar yang mulai menurun
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore, ditutup menguat seiring mulai melandainya imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat.
Rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.495 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.505 per dolar AS.
"Dalam beberapa hari terakhir memang cenderung stabil dan menguat sedikit demi sedikit sejalan dengan US treasury 10-year dan indeks dolar yang mulai menurun," kata analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, Rabu.
Imbal hasil obligasi terus turun dari level tertinggi, mengurangi kekhawatiran akan kenaikan inflasi. Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun 7 basis poin menjadi 1,65 persen pada Selasa (6/4).
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,64 persen.
"Memang penurunan US treasury saya rasa karena faktor teknikal, karena sudah mencapai level-level tertingginya selama lebih dari setahun. Tapi secara umum memang ekonomi AS diperkirakan akan pulih lebih cepat dari ekspektasi," ujar Rully.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.470 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.470 per dolar AS hingga Rp14.514 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu, menunjukkan rupiah menguat Rp14.513 per dolar AS, dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp14.519 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah berpeluang menguat, dipicu pelemahan dolar dan obligasi AS
Baca juga: Rupiah ditutup menguat, terkerek perluncuran vaksin yang mengesankan
Baca juga: Rupiah menguat seiring turunnya imbal hasil obligasi AS
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021