Denpasar (ANTARA) - Warga perantau Flores Timur di Bali yang tergabung dalam Paguyuban Lamaholot Bali membuka Posko Bali Peduli Adonara untuk menerima bantuan yang akan diserahkan kepada para korban dan pengungsi bencana banjir bandang di Pulau Adonara, Nusa Tenggara Timur.

"Posko ini untuk menerima bantuan, baik dalam bentuk material maupun uang dari para donatur atau mereka yang simpati dengan nasib para korban dan pengungsi bencana Adonara," kata inisiator pembentukan Posko Bali Peduli Adonara tersebut Rahman Sabon Nama, di Denpasar, Rabu.

Posko Bali Peduli Adonara dipusatkan di Jalan Tukad Batanghari XI No 16, Panjer, Kota Denpasar, Bali dan dibuka mulai 7 April 2021.

Rahman yang juga Humas Institut Teknologi dan Bisnis STIKOM Bali menambahkan. kerja kemanusiaan ini sebagai bentuk empati kepada keluarga korban dan para pengungsi, tidak hanya melibatkan warga Lamaholot Bali, melainkan juga dengan komunitas warga Australia di Bali.

Rahman mengatakan untuk situasi tanggap darurat ini, target kerja tim Posko Bali Peduli Adonara akan terus dibuka hingga 30 April 2021.

Sementara itu, koordinator posko Petrus Seli Tupen mengatakan untuk tahap awal ditargetkan bisa terkumpul uang tunai Rp50 juta dan sejumlah kebutuhan pokok pengungsi, sehingga awal Mei 2021 sudah didistribusikan di lokasi bencana.

Agar bantuan nanti tepat sasaran, Lamaholot Bali akan berkoordinasi dengan Pastor Dekenat Adonara di Waiwerang (Adonara Timur) untuk distribusi bantuan.

"Tetapi fokus bantuan kami adalah mengisi kekurangan. Di lokasi pengungsi mana, kekurangannya apa, di situlah kami masuk," kata Seli Tupen.

Ketua Lamaholot Bali Yosep Boleng menambahkan pihaknya juga menaruh perhatian dengan kelanjutan pendidikan anak-anak, terutama para siswa kelas XII yang sebentar lagi menamatkan pendidikan dan ingin melanjutkan kuliah.

Oleh karena itu, Lamaholot Bali akan mendata berapa jumlah siswa kelas XII yang terdampak bencana dan akan diupayakan agar mereka bisa melanjutkan kuliah di Bali, baik dengan beasiswa dari Pemkab Flores Timur, KIP-Kuliah maupun dengan sistem orang tua asuh dari warga Australia di Bali.

Berdasarkan data sementara SAR gabungan berhasil menemukan 69 orang korban meninggal dunia akibat banjir bandang di Adonara, NTT, pada Minggu (4/4) dini hari itu. Selain itu ada 27 orang yang masih dalam pencarian, ratusan rumah rusak berat dan ringan serta ratusan warga harus mengungsi.

Bencana banjir dan tanah longsor di Pulau Adonara, sebelumnya menimpa Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang di Kecamatan Adonara Timur, Desa Nele Lamadike di Kecamatam Ile Boleng, Desa Oyang Baran dan Desa Pandai di Kecamatan Wotan Ulumado, Desa Waiwadan dan Desa Duanur di Adonara Barat dan di Adonara Tengah.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021