"Persiapan berupa tarian cakalele dengan pedang dan tombak, tari lenso. Bahkan kegiatan adat lainnya sedang dipersiapkan untuk menghibur para turis Australia yang akan tiba dengan kapal pesiar MV Orion pertengahan bulan Juli tahun ini," kata seorang warga Oirata, Yopi Ratuluhain, dalam kunjungannya ke Jakarta belum lama ini.
MV Orion yang mengangkut wisatawan Australia secara rutin mengunjungi Pulau Kisar selama beberapa tahun terakhir ini.
Tahun lalu, tepatnya 12 September 2009 kapal tersebut mengangkut sejumlah wisatawan Australia ke Pulau Kisar.
Setelah penyambutan di Kota Wonreli, ibu kota Kabupaten Maluku Barat Daya, para turis itu mengunjungi Desa Orata dan disana mereka dihibur dengan berbagai acara adat dan tarian tradisional, Cakalele.
Mereka juga diperkenalkan dengan cara-cara menyuling sopi, membuat gula merah dari pohon koli (aren), dan pembuatan tenun ikat tradisional.
Dalam kalender acara tahunannya melalui situs www.orionespeditions.com disebutkan bahwa MV Orion akan membawa ratusan wisatawan Australia menyinggahi pelabuhan Pantai Nama di Pulau Kisar 12 Juli tahun ini kemudian datang kembali 15 Juli tahun depan.
Tujuan mereka adalah mengunjungi Desa Oirata kembali dan kali ini akan dipandu ke negeri lama Manheri dan Mauhara sebagai pusat sejarah Pulau Kisar.
"Saya sudah kasih masukan kepada warga Oirata agar membuat persiapan yang lebih baik dan sambutan yang lebih meriah bagi wisatawan Australia yang akan tiba dengan kapal Orion," kata mantan kepada Desa Oirata Edison Katihara.
Kisar menjadi pintu gerbang utama kapal MV Orion sejak 2008 dalam ekspedisinya ke pulau-pulau terlupakan (forgotten islands) di Maluku bagian tenggara hingga Nusa Tenggara Timur.
Dijadwalkan kapal itu akan tiba di pelabuhan Pantai Nama pada 12 Juli 2010 untuk ketiga kalinya.
Mv Orion dijadwalkan bertolak dari Darwin, Australia Utara, 10 Juli 2010 menuju Pulau Kisar untuk memulai 10 hari
petualangannya mengelilingi Kisar, Alor, Maumere, Pulau Komodo, Waingapu, Sabu, dan berakhir di Nusa Manuk, Pulau Rote sebelum berlayar kembali ke Darwin.
Pulau Kisar yang dikelilingi batu karang dan bukit-bukit gundul sepertinya tidak memiliki daya tarik apa pun tetapi ternyata menjadi salah satu tujuan wisata di Kabupaten Maluku Barat Daya.
Yopi Ratuluhain mengatakan para wisatawan itu akan disambut secara adat di Pantai Nama sebelum ke Wonreli dan terus ke Oirata.
Pantai Nama di ujung barat Pulau Kisar tampak seperti bulan sabit. Bagi para pemuja pantai, pantai berpasir putih itu sungguh laksana surga dunia.
"Ini pantai pasir putih dengan laut paling bersih yang pernah saya kunjungi," kata Irawati Hibowo dan Tjong Mukfa, warga Jakarta yang mengunjungi Kisar belum lama ini.
Irawati dan Tjong Mukfa tak bisa menyembunyikan rasa takjubnya ketika petang menjelang, mereka menyaksikan matahari yang kemerah-merahan perlahan tenggelam di ufuk barat Pantai Nama.
Pulau Kisar adalah salah satu pulau terluar di antara gugusan pulau di Kabupaten Maluku Barat Daya. Pulau terluar lain di kawasan itu adalah Pulau Lirang, Pulau Wetar, Pulau Leti, Pulau Moa, Pulau Lakor, Pulau Sermatan, dan Pulau Masela.
Gugusan pulau terluar yang oleh masyarakat setempat disebut "Pulau-Pulau Selatan Daya" (Zuid-Westereilanden) ini disahkan pembentukannya sebagai hasil pemekaran dari kabupaten induk MTB oleh DPR pada 24 Juni 2008. Kabupaten baru itu bernama Maluku Barat Daya (MBD).
Pengesahan Kabupaten Maluku Barat Daya ini disambut gembira oleh masyarakat Kisar, dengan harapan agar kota Wonreli ditetapkan sebagai ibu kota kabupaten, karena telah memiliki infrastruktur yang memadai.
Pulau Kisar dengan pulau-pulau di sekitarnya seperti Pulau Wetar, Roma dan Leti Moa Lakor (Lemola) sebenarnya memiliki banyak obyek wisata yang memesona. Sayang sentuhan tangan para investor tak kunjung tiba di pulau-pulau itu.
Pantai Nama telah berfungsi sebagai pelabuhan laut di Pulau Kisar sejak jaman Hindia Belanda. Kini tiba saatnya untuk dikembangkan menjadi salah satu obyek wisata di kabupaten Maluku Barat Daya.
Jaraknya hanya sekitar dua kilometer dari kota Wonreli. Pantai Nama bisa ditempuh dengan berjalan kaki atau dengan kendaraan bermotor dalam waktu beberapa menit saja.
Selain Pantai Nama, maka banyak tempat wisata di Kisar, tetapi belum ditata dengan baik. Jika telah ditata apik turis dari Australia dan Timor Leste, niscaya berebut ke Pulau Kisar.
"Jika ada investor yang mau mengelolanya secara profesional, bukan saja akan menambah pemasukan daerah dan masyarakat di kabupaten baru ini, tetapi juga akan menyerap banyak tenaga kerja," kata Oyang Orlando Petrus, seorang tokoh pemuda Kisar.
Orlando mengakui pantai-pantai yang indah dengan taman laut dan terumbu karang yang menawan itu kurang dipromosikan seperti pantai Kuta di Bali atau taman laut Bunaken di Sulawesi Utara.
Tetapi Orlando optimis, jika ada investor yang mau mengembangkan Pantai Nama dan obyek wisata lainnya di daerah itu, hasilnya tidak akan mengecewakan.
(O001/A011)
Oleh Otniel Tamindael
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010