Arbil (ANTARA News/AFP) - Pemberontak Partai Pekerja Kurdistan (PKK) mengancam untuk melancarkan serangan di kota-kota di Turki jika militer Turki mendesakkan kebijakan konfrontasi militer.
"Kami akan melakukan operasi kami ke semua kota Turki jika pemerintah meneruskan serangannya terhadap kami," kata jurubicara Ahmed Denis, Sabtu, pada AFP di ibukota wilayah Kurdistan Irak, Arbil.
"Turki ingin membawa kami ke arah perang," katanya. "Mereka tidak tulus hati dalam menghadapi masalah Kurdi dan tidak ingin menghadapi masalah ini dengan damai.
"Langkah yang mereka ambil sejauh ini hanya bohong," ia menambahkan, menyindir apa yang disebut sebagai "pembukaan Kurdi" yang diumumkan oleh PM Turki Recep Tayyip Erdogan di tengah perang besar Oktober lalu.
Prakarsa itu goyah di tengah teriakan oposisi bahwa Ankara tunduk pada PKK, dan juga serangan gigih pemberontak dan serangan gencar pengadilan terhadap aktivitas Kurdi.
Komentar Denis itu dibuat setelah petempur PKK membunuh 11 tentara Turki dalam serangan di sebuah pos militer dan ledakan tambang dekat perbatasan, yang mendorong serangan udara pembalasan terhadap yang diduga sasaran pemberontak di Irak.
Erdogan mengecam serangan di pos militer di kota Semdinli jauh di tenggara itu sebagai pengecut dan bahwa hal itu tidak akan memiliki pengaruh pada keputusan Turki untuk memerangi PKK "hingga akhir".
Dalam pesan duka cita pada kepala pasukan militer, ia mengatakan Turki akan "membayar harga" untuk "membasmi" PKK.
Pada Jumat, militer Turki mengatakan mereka telah kehilangan 43 tentara karena serangan PKK sejak Maret. Mereka mengatakan mereka telah menewaskan 130 petempur pemberontak di Turki dan dalam serangan udara terhadap tempat persembunyian pemberontak di Irak pada periode yang sama.
Tapi Denis menyatakan benar bahwa PKK telah kehilangan 130 petempurnya tapi mengatakan bahwa kematian itu dalam periode yang jauh lebih lama yang merentang dari April 2009.
Militer Turki telah memprediksi bahwa PKK akan meningkatkan lagi dan meluaskan serangannya.
Erdogan Jumat menuduh pemberontak itu berusaha mengganggu prakarsa pemerintahnya untuk mendorong kebebasan Kurdi dan investasi di bagian tenggara yang miskin dari negara itu dalam upaya untuk mengakhiri konflik secara damai.
Ia Sabtu mengatakan: "Turki tidak akan menyerah pada peningkatan kekerasan" yang ditimbulkan ole PKK.
"Kami tidak akan mengubah kembali komitmen pada demokrasi yang merintangi organisasi teroris itu," katanya dalam pernyataannya.
Pada Jumat, penuntut Turki mendakwa 151 orang Kurdi, di antara mereka sejumlah politisi terkenal, sebagai bagian penyelidikan besar-besaran terhadap yang diduga sayap kota PKK.
Konflik dengan kelompok pemberontak itu, yang diangap sebagai organisasi teroris oleh banyak masyarakat internasional dan juga Ankara, telah menyebabkan lebih dari 45.000 orang tewas sejak konflik itu meletus pada 1984, menurut militer Turki. (S008/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010