Kami mengalami beberapa hari berturut-turut dengan kenaikan besar dan saya kira pasar ingin mengambil sedikit jeda di sini
New York (ANTARA) - Pasar saham Asia diperkirakan melemah pada perdagangan Rabu, setelah Wall Street mundur dari rekor tertinggi di sesi sebelumnya, saat investor mengamati musim laporan laba yang akan datang untuk tanda-tanda pemulihan lebih lanjut menyusul serangkaian data ekonomi AS yang kuat.
Tiga indeks utama Wall Street ditutup lebih rendah pada Selasa (6/4/2021), sehari setelah Indeks S&P 500 dan Indeks Dow Jones naik ke level tertinggi didorong oleh optimisme dari laporan pekerjaan yang lebih besar dari perkiraan Jumat lalu (2/4/2021) dan data menunjukkan rebound dramatis di industri jasa AS pada Senin (5/4/2021).
Investor juga mempertimbangkan laporan lowongan pekerjaan AS terbaru pada Selasa (6/4/2021) yang menunjukkan bahwa lowongan naik ke level tertinggi dua tahun pada Februari, saat perekrutan mencatat kenaikan terbesar dalam sembilan bulan di tengah peningkatan vaksinasi COVID-19 dan tambahan stimulus pemerintah.
“Kami mengalami beberapa hari berturut-turut dengan kenaikan besar dan saya kira pasar ingin mengambil sedikit jeda di sini,” kata Wakil Presiden Manajemen Portofolio, Charlie Ripley, di Allianz Investment Management di Minnesota.
Baca juga: Wall Street ditutup jatuh, Indeks S&P 500 dekati penutupan tertinggi
"Dari perspektif data ekonomi, kami tidak mendapatkan terlalu banyak informasi kecuali untuk laporan pembukaan pekerjaan dan perkiraan pasar mencerminkan hal itu."
Indeks berjangka Nikkei 225 Jepang turun 0,1 persen, sementara indeks berjangka S&P/ASX 200 Australia naik 0,04 persen.
Dana Moneter Internasional (IMF) menaikkan perkiraan pertumbuhan global menjadi 6,0 persen tahun ini dari 5,5 persen, mencerminkan prospek ekonomi AS yang cerah dengan cepat.
Dengan musim laporan laba mendatang yang diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan laba S&P sebesar 24,2 persen dari setahun sebelumnya, menurut data Refinitiv, investor akan mengamati untuk melihat apakah hasil perusahaan lebih lanjut mengonfirmasi data ekonomi positif baru-baru ini.
“Kami sedang menuju musim laba dan kami akan melihat lebih baik bagaimana kinerja perusahaan pada kuartal pertama bahkan saat kami keluar dari pandemi,” kata Ripley.
Baca juga: IHSG ditutup menguat, pasar apresiasi proyeksi cadangan devisa RI
Di Wall Street, indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,29 persen menjadi 33.430,24 poin, S&P 500 kehilangan 0,10 persen menjadi 4.073,94 poin dan Komposit Nasdaq turun 0,05 persen menjadi 13.698,38 poin.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS merosot, dengan tenor 5 tahun memimpin penurunan, di tengah pandangan investor bahwa perkiraan pasar berdasarkan pengetatan yang lebih awal dari perkiraan oleh Fed terlalu agresif.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS10-tahun yang dijadikan acuan terakhir mencapai 1,66 persen, turun dari 1,72 persen pada Senin sore (5/4/2021).
Baca juga: Saham China ditutup rugi, terseret turunya saham pariwisata dan miras
Dolar tergelincir ke level terendah dua minggu terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, dengan pedagang mengambil keuntungan dari kinerja Maret yang kuat karena penurunan imbal hasil obligasi pemerintah menekan greenback.
Indeks dolar turun 0,259 persen, dengan euro melemah 0,05 persen menjadi 1,1869 dolar AS. Won Korea menguat 0,08 persen terhadap greenback di 1.118,21 per dolar.
Harga minyak mentah rebound dari penurunan sesi sebelumnya, terangkat oleh data yang kuat dari Amerika Serikat dan China.
Minyak mentah AS naik 1,16 persen menjadi 59,33 dolar AS per barel, dan Brent ditutup pada 62,74 dolar AS per barel, naik 0,95 persen pada hari itu.
Baca juga: Bursa Eropa capai rekor tertinggi, terkerek optimisme pemulihan global
Baca juga: Bursa Australia ditutup untung, terkerek naiknya saham teknologi
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021