Sentani (ANTARA News) - Stand Kabupaten Asmat, Papua, yang memamerkan hasil kerajian masyarakat dari daerah itu menjadi perhatian pengunjung Festival Danau Sentani (FDS).

Di hari yang kedua Festival Danau Sentani III hasil kerajinan khas Asmat seperti noken yang terbuat dari kulit kayu dihiasi bulu Kasuari, lukisan kulit kayu, lukisan burung Cendrawasih, dan berbagai hasil karya lainnya menjadi pusat perhatian.

Tidak sedikit hasil kerajinan yang dipamerkan habis terjual sebagai hiasan dinding dan sebagai cenderamata.

"Pengunjung tidak pernah putus mulai dibuka tadi pukul 13.00 Wit stand kami menjadi pusat perhatian pengunjung," kata Pembina Tari Penjemputan Roh Leluhur dari Kabupaten Asmat Donatus kepada ANTARA, Minggu.

Dikatakannya, terbukti dari buku tamu yang disediahkan bagi setiap pengunjung telah habis satu buku serta hasil kerajinan yang dipamerkan pun laris meskipun harganya mahal.

Harga yang ditawarkan untuk pada pameran tersebut berpariasi tergantung dari tingkat kesulitan dan kualitas barang yang ditawarkan.

Meskipun baru dibuka serta baru pertama kalinya mengikuti FDS tetapi stand Pemerintah Kabupaten Asmat bersama masyarakat mampu menyedot perhatian pengunjung.

Kesenian yang ditampilkan adalah sanggar tari dari Kabupaten Asmat yaitu tari Penjemputan Roh Leluhur yang dibawakan puluhan lelaki dan perempuan Asmat.

Tarian tersebut mengisahkan seorang anak laki-laki yatim piatu bepergian dari arah barat ke timur namun dalam perjalanan ia tidak diterima oleh penduduk pada setiap kampung yang ia datangi mampu menyedot perhatian seluruh pengunjung.

Menurutnya, sesuai dengan Festival Danau Sentani Kabupaten Asmat hadir dengan konsep budaya dan parawisata yang sangat menguntungkan dengan menampilkan hasil kerajinan dengan cirri khas dan kekayaan yang dimiliki masyarakat Kabupaten Asmat. (KR-HLM/A038)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010