Bojonegoro (ANTARA News) - Siswanto (62), pelukis senior asal Kelurahan Kadipaten, Kecamatan Kota, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menjual karya lukisnya di tepi jalan dalam empat bulan terakhir.

"Saya terpaksa menjual lukisan di tepi jalan, karena faktor ekonomi juga untuk mempertahankan keberadaan saya sebagai pelukis," katanya kepada ANTARA News di lokasi menggelar puluhan lukisan di Jalan Teuku Umar, Bojonegoro, Minggu.

Puluhan lukisan yang rata-rata beraliran realis itu digelar di depan kediaman temannya. Bapak tujuh anak dan tujuh cucu itu menjelaskan dirinya sebelum ini sama sekali tidak pernah menggelar lukisannya di luar.

Pembeli bisa memilih lukisannya atau memesan lukisan langsung datang ke kediamannya. "Untuk lukisan kecil dalam sehari saya bisa melukis empat lukisan," katanya.

Sementara lukisan ukuran besar, bisa dikerjakan dalam dua hari. Selama empat bulan menggelar lukisan di tepi jalan tersebut, lukisannya yang laku ada 24 lukisan, mayoritas beraliran realis dan dekoratif.

Lukisan itu laku dengan harga mulai Rp300.000,00 hingga Rp3 juta per lukisan. Pembelinya, selain masyarakat Bojonegoro, juga masyarakat Tuban dan Sidoarjo.

"Lumayan bisa untuk menghidupi keluarga," kata seniman yang mengaku sudah menekuni pekerjaaan sebagai pelukis sejak tahun 1961 itu.

Selama empat bulan itu, tidak setiap hari lukisannya laku. Dia menggambarkan dalam dua pekan terakhir, tidak ada satupun lukisannya yang terjual.

Dengan ditemani istrinya, dirinya pada setiap sore harus mengangkut semua lukisannya dengan gerobak menuju rumah yang berjarak sekitar 400 meter dari tempatnya menggelar lukisan.

"Yang jelas, dengan cara menggelar lukisan di tepi jalan, saya mampu mempertahankan keberadaan sebagai pelukis, sebab dalam beberapa tahun terakhir, di Bojonegoro bermunculan pelukis baru dan generasi muda tidak banyak tahu bahwa saya pelukis. Saya tetap akan berkarya melukis dan menjual di sini, tidak menjual ke luar kota," katanya.
(T.KR-SAS/E011/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010