Pekanbaru (ANTARA News) - Warga Kota Pekanbaru terlihat antusias untuk menghadiri pameran foto bertema lingkungan hidup yang digelar di Taman Kota Pekanbaru, kemarin.
Berdasarkan pantuan ANTARA, lebih dari 100 warga dari segala usia terlihat masih terus berdatangan hingga Sabtu petang. Kebanyakan dari mereka adalah pelajar dan mahasiswa, yang mengaku bahwa pameran tersebut sangat menginsiprasi mereka untuk memperhatikan kelestarian lingkungan.
"Dari pameran foto ini saya jadi sadar bahwa Riau memiliki banyak potensi keanekaragaman hayati yang seharusnya dapat kita lestarikan bersama," kata seorang pengunjung, Veronica (22).
Ia juga mengaku sangat tertarik dengan konsep pameran foto yang digelar di luar ruangan karena baru pertama kali hal itu digunakan di Pekanbaru. Ia juga mengatakan sangat tersentuh melihat foto mengenai pembabatan hutan di Riau yang dipamerkan.
Seorang pengunjung lainnya, Ika (17), mengatakan pameran tersebut bukan sekedar memperlihatkan foto mengenai keindahan alam dan kerusakan lingkungan. Menurut dia, pameran itu menggugah generasi muda untuk lebih menjaga kelestarian lingkungan sekitar.
"Seringkali anak muda suka tak peduli dengan keadaan sekitar. Tapi setelah melihat pameran ini, hati saya jadi tergugah karena bumi kita ternyata makin rentan karena dampak kerusakan hutan," ujarnya.
Penanggung jawab pameran, Asof, mengatakan pameran foto tersebut akan berlangsung selama dua hari mulai tanggal 19 hingga 20 Juni. Sebanyak 60 foto karya fotografer Greenpeace, sejumlah fotografer dari media di Pekanbaru dan Komunitas Fotografi Pekanbaru (KFP) dipamerkan di tempat tersebut.
Tema foto yang disuguhkan di antaranya, aktivitas kampanye Greenpeace di Semenanjung Kampar, ekspansi perkebunan yang mengancam lingkungan, masyarakat dan sumberdaya kehidupan serta foto yang bertema lingkungan umum.
"Dalam pameran ini juga ada delapan sukarelawan Greenpeace yang akan menjelaskan kepada warga yang ingin tahu lebih jauh mengenai bahaya pemanasan global," ujar Asof.
Ia menambahkan, dalam pameran tersebut Greenpeace ingin memastikan semaksimal mungkin penggunaan segala macam properti yang tak ramah lingkungan, misalnya penggunaan kertas daur ulang.
"Pemilihan lokasi di ruang terbuka juga untuk seminimal mungkin acara ini mengakibatkan pelepasan karbon. Andaikan hujan, biarkan saja. Bahkan, semoga saja itu bisa menyadarkan pengunjung terhadap perubahan iklim," ujarnya sambil berkelakar.(*)
(T.F012/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010