Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah memfasilitasi pelaku usaha kecil dan menengah untuk mengembangkan usaha mereka menjadi waralaba melalui penyelenggaraan pelatihan pengelolaan usaha dan pameran.

"Pemerintah ada program stimulus untuk meningkatkan usaha menjadi waralaba melalui pelatihan manajemen dan pameran dalam negeri. Pameran waralaba bisa dijadikan percobaan pasar untuk menjadi usaha kecil waralaba yang dikelola moderen dan punya daya saing tinggi," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Subagyo saat membuka International Franchise, License, and Business Concept Expo and Conference di Balai Sidang Jakarta, Jumat.

Penyelenggaraan pelatihan dan penyertaan pelaku usaha kecil dan menengah dalam pameran waralaba dalam negeri diharapkan dapat meningkatkan kemampuan usaha pelaku usaha kecil dan menengah serta menghubungkan mereka dengan pewaralaba dan pelaku usaha yang lain.

Selain usaha kecil dan menengah, pemerintah juga memfasilitasi pelaku jenis usaha yang menyediakan peluang bisnis (Business Opportunity/BO) mengembangkan usahanya menjadi waralaba.

Ia menjelaskan pemerintah mendorong pertumbuhan waralaba karena jenis usaha itu dapat meningkatkan usaha secara cepat dan bisa menarik investor menanamkan usaha pada sektor-sektor waralaba yang dianggap menguntungkan.

"Keduanya memberikan kontribusi pada perbaikan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja," katanya.

Tak hanya pemerintah, Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) juga menyediakan fasilitas pelatihan manajemen dan menyelenggarakan pameran waralaba secara berkala untuk membantu pelaku usaha membangun usaha waralaba yang mapan.

"Kami ingin mendorong mereka menjadi waralaba yang mapan, tidak muncul kemudian hilang. Kami membuat Diklat dan mengajak mereka ikut pameran-pameran," kata Ketua AFI Anang Sukandar.

Upaya-upaya itu masih diperlukan untuk mendorong pertumbuhan waralaba yang sampai sekarang, menurut Anang, belum meningkat bermakna.

Ia memperkirakan pertumbuhan waralaba tahun ini hanya mencapai dua persen sampai tiga persen, sama dengan pertumbuhan waralaba dalam dua tahun belakangan. "Kalau BO pertumbuhannya bisa 10 persen sampai 12 persen," katanya.

Pertumbuhan waralaba di tanah air, kata dia, belum bisa meningkat bermakna antara lain karena kemampuan wirausaha sebagian pelakunya masih rendah.

"Unsur kewirausahaannya masih kurang. Selain itu untuk membangun waralaba butuh waktu lama, tidak bisa jadi dalam satu atau dua tahun. Dan butuh ketekukan, keuletan dan penguasaan kiat bisnis," katanya.(*)
(T.M035/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010