Jakarta (ANTARA) - Korea Utara mengatakan tidak akan berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo untuk melindungi para atletnya dari virus corona, lapor kantor berita Kyodo, Selasa.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sebelumnya telah menyatakan kesediaan mengirim atlet negaranya ke Olimpiade Musim Panas Tokyo 2020 yang ditunda hingga tahun ini karena pandemi.
Menurut situs kementerian olahraga negara tersebut, keputusan itu dibuat sewaktu sesi komite Olimpiade Korea Utara yang diadakan di Pyongyang pada 25 Maret.
Korea Utara tidak akan ambil bagian dalam Olimpiade Tokyo untuk melindungi para atletnya dari "situasi krisis kesehatan global" yang terkait dengan virus corona.
Sejak awal tahun lalu, Korea Utara pada prinsipnya telah memutus lalu lintas ke dan dari China dan Rusia karena kekhawatiran virus corona, yang pertama kali terdeteksi di kota Wuhan di China pada akhir 2019, mungkin menyebar melintasi perbatasannya. Pyongyang mengklaim tidak ada kasus virus corona terkonfirmasi di negara itu.
Media yang dikelola negara melaporkan akhir bulan lalu bahwa anggota komite Olimpiade bertemu melalui tautan video untuk membahas bagaimana mengatur "kegiatan olahraga berbasis massa tahun ini," tetapi tidak menyebutkan apakah Korea Utara akan bergabung dengan Olimpiade Tokyo.
Baca juga: IOC selamati Rikako Ikee, penyintas kanker yang lolos Olimpiade Tokyo
Dalam pidato Tahun Baru 2018, Kim mengatakan negaranya akan berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang yang diselenggarakan oleh Selatan, Februari tahun itu.
Adik perempuannya, Kim Yo Jong, adalah bagian dari delegasi tingkat tinggi Korea Utara ke Olimpiade, menjadi anggota keluarga dekat pertama dari kakeknya, yang sekaligus pendiri negara, Kim Il Sung, yang pernah menginjakkan kaki di Korea Selatan.
Menurut Reuters, langkah Korea Utara mundur dari Olimpiade Tokyo akan menjadi pertama kalinya negara tersebut melewatkan Olimpiade Musim Panas sejak Korea Utara memboikot Olimpiade Seoul 1988 di tengah Perang Dingin.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berharap kedua negara yang secara teknis masih berperang setelah Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai, dapat menurunkan tim gabungan di Tokyo dan membangun kembali momentum untuk hubungan yang lebih baik.
Penarikan Korea Utara dari Olimpiade Tokyo juga merupakan kemunduran untuk rencana yang disepakati pada pertemuan puncak 2018 antara Moon dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un guna mengejar upaya dua Korea menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan yang bertanggung jawab atas urusan antar-Korea mengatakan Seoul berharap Olimpiade Tokyo menjadi kesempatan "mendorong perdamaian dan rekonsiliasi antara kedua Korea."
"Kami menyesal itu tidak bisa terjadi," pungkas kementerian tersebut.
Baca juga: Penyelenggara Olimpiade Tokyo segera putuskan nasib kirab obor Osaka
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021