Bogor (ANTARA News) - Dua ikon Jawa Barat, gedung Sate dan alat musik angklung menjadi relief atau gambar pada uang pecahan logam Rp1.000 yang akan diluncurkan oleh Bank Indonesia.
"Gedung Sate dan angklung menjadi gambar pada uang logam pecahan Rp1.000, uang itu akan segera menjadi alat pecahan yang sah," kata seorang pejabat Kantor Bank Indonesia (KIB) Bandung, Naek Tigor Sinaga pada workshop pengendalian inflasi di Bogor, Jumat.
Gedung Sate merupakan gedung bersejarah peninggalan pemerintah kolonial Belanda yang saat ini dipergunakan menjadi Kantor Gubernur Jawa Barat. Gedung itu memiliki ciri khas `tusuk sate` di atas menara utamanya.
Sementara angklung merupakan alat musik bambu tradisional asal Jawa Barat yang dikembangkan oleh seniman asal daerah itu, Alm. Udjo Ngalagena. Angklung saat ini diusulkan menjadi salah satu warisan dunia.
Peluncuran alat bayar pecahan logam yang akan dikeluarkan oleh Bank Indonesia tersebut rencananya dilakukan pertengahan Juli 2010 mendatang oleh Gubernur Bank Indonesia dan Gubernur Jawa Barat di Kantor Bank Indonesia Bandung Jalan Wastukencana Kota Bandung.
"Uang pecahan itu akan menggantikan uang pecahan logam Rp1.000 yang lama. Uang logam pecahan lama tetap berlaku sebagai alat pembayaran, namun setelah masuk BI tidak akan diedarkan lagi," kata Tigor yang juga Peneliti Ekonomi Madya KBI Bandung itu.
Sedangkan uang pecahan kertas Rp1.000 bergambar Kapitan Patimura dan Pulau Matira dan Tirode tetap berlaku sebagai alat pembayaran di masyarakat. Uang logam pecahan berelief Gedung Sate dan angklung itu akan menjadi uang pecahan logam Rp1.000 kedua.
Selain itu, Bank Indonesia dikabarkan akan menerbitkan uang pecahan kertas Rp10.000 dengan warna baru sehingga sekilas tidak keliru dengan uang pecahan Rp100.000 yang sama-sama berlatar warna merah.
(S033/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010