Ratusan hektare lahan tersebut dikembangkan untuk food estate mulai tahun ini hingga tahun 2022

Palembang (ANTARA) - Provinsi Sumatera Selatan menyiapkan ratusan ribu hektare lahan yang tersebar di sejumlah kabupaten guna menjadi lokasi lumbung pangan baru atau food estate untuk tanaman padi dan jagung.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Selatan R. Bambang Pramono di Palembang, Senin, mengatakan sejauh ini pemprov sudah menyiapkan lahan seluas 278.483 ha untuk mendukung program pemerintah pusat itu.

Lahan tersebut berada di Kabupaten Banyuasin seluas 118.732 ha, Ogan Komering Ilir (OKI) seluas 59.751 ha, Musi Banyuasin (Muba) seluas 20.000 ha, Ogan Ilir (OI) seluas 10.000 ha, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur seluas 50.000 ha, serta Musi Rawas (Mura) dan Muara Enim masing-masing seluas 10.000 ha.

“Ratusan hektare lahan tersebut dikembangkan untuk food estate mulai tahun ini hingga tahun 2022,” kata dia.

Pramono mengatakan pihaknya menargetkan food estate dapat meningkatkan produksi padi Sumsel menjadi 5 juta ton gabah kering giling (GKG).

Sementara berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, produksi padi pada 2020 sebanyak 2,74 juta ton GKG.

Sebenarnya, Sumsel telah menerapkan konsep food estate sejak Gubernur Sumsel Herman Deru menjabat sebagai bupati OKU Timur pada 2005. Namun, konsep tersebut belum berbasis korporasi.

Sementara untuk saat ini, kata dia, pemprov berupaya mewujudkan food estate yang berbasis korporasi, di mana ada pendampingan dan pengawalan pertanaman komoditas pertanian.

“Pendampingan itu sesuai dengan spesifikasi lokasi dan kebutuhan petani mulai dari hulu hingga hilir, sehingga nantinya dapat meningkatkan kemandirian petani,” kata dia.

Dinas Pertanian pun telah memetakan terdapat 7 kabupaten yang berpotensi untuk menjadi food estate berbasis hortikultura, yakni Muara Enim, OKU Selatan, Lahat, Pagar Alam, Prabumulih, OKU Timur dan Lubuk Linggau.

“Komoditasnya banyak mulai dari bawang putih, bawang merah, cabai, hingga buah-buahan seperti pisang, durian, salak, jeruk, duku dan nanas,” kata Pramono.

Namun demikian, Pramono menjelaskan, pengembangan food estate masih harus berhadapan dengan sejumlah kendala. Salah satunya terkait pemahaman dan kepentingan antara seluruh pemangku kepentingan di daerah, provinsi maupun pemerintah pusat.

Pramono melanjutkan, pihaknya tak hanya memprioritaskan food estate untuk komoditas pangan, melainkan pula hortikultura.

Sementara itu, Wakil Bupati Kabupaten Banyuasin Slamet Somosentono, mengatakan pihaknya menyiapkan kawasan untuk food estate di sawah perairan.

“Kami menunggu eksekusi kapan dimulai. Ada sebagian cetak sawah baru namun kami pastikan tidak ada di hutan lindung,” ujarnya.

Baca juga: Menteri KLHK: KLHS "food estate" juga disiapkan di Papua dan Sumsel

Baca juga: Presiden ungkap rencana perluasan "food estate" ke Papua, NTT, Sumsel

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021