Moskow (ANTARA News) - Rusia tidak puas terhadap tindakan baru sepihak yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa terhadap Iran, kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, Kamis, memperingatkan langkah itu bisa mempengaruhi kerja sama di bidang krisis nuklir.

"Saya sangat kecewa bahwa baik AS maupun Uni Eropa tak mengindahkan seruan kami untuk mengendalikan diri dari tindakan seperti itu," kata kantor berita Rusia mengutip pernyataan Ryabkov.

"Tindakan demikian tak bisa mendatangkan apapun kecuali upaya untuk menempatkan anda di atas Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB)," katanya.

Ryabkov menambahkan bahwa Rusia akan menarik "keputusan tertentu, termasuk prospek bagi kerja sama antara kekuatan dunia dengan tujuan melepas kebuntuan masalah nuklir ini.

Komentarnya itu merupakan catatan kuat serangan dari perselisihan tersebut, setelah beberapa bulan lalu upaya antara Rusia dan negara-negara Barat relatif harmonis untuk memecahkan krisis nuklir.

Pada awal bulan ini Rusia, yang memiliki kepentingan besar ekonomi di Iran, bergabung dengan negara-negara anggota tetap DK yang lain untuk menyetujui dijatuhkannya resolusi sanksi-sanksi baru DK PBB terhadap Teheran.

Namun sanksi baru AS yang diberlakukan Rabu, ditargetkan pada perusahaan asuransi, perminyakan dan perkapalan yang dikaitkan dengan program atom atau rudal Iran, di samping Korps Garda Revolusi dan Menteri Pertahanan Iran Ahmad Vahidi.

Dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) Selasa di Brussels, para pemimpin Uni Eropa diperkirakan akan menyetujui pengekangan blok mereka terhadap investasi selain transfer teknologi, peralatan dan jasa di sektor industri perminyakan dan gas Iran.

Moskow pekan lalu mengatakan, tugas telah dimulai untuk membawa legislasi domestik ke dalam jalur seperti yang diminta resolusi PBB, menjanjikan untuk melaksanakan dengan ketat sanksi-sanksi dan menghentikan penjualan rudal S-300 kepada Iran yang konversial.

"Tindakan sanksi sepihak melampaui parameter yang disepakati dan yang dicerminkan dalam resolusi DK PBB tidak hanya membahayakan tapi juga merusak sangat mendasar kerjasama kami dengan para mitra," kata Ryabkov. (*)

AFP/H-AK/A023

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010