Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Yudo Margono, meresmikan stasiun bantu (sionban) dan Mess Tjiptadi, di Selat Lampa, Natuna, Kepulauan Riau, Senin.
Peletakan batu pertama pembangunan sionban kapal selam dan peresmian Mess Tjiptadi merupakan momentum bersejarah terutama untuk jajaran Komando Armada I TNI AL sekaligus sebagai ungkapan rasa syukur atas selesainya pembangunan sarana dan prasarana pendukung sistem kesenjataan dan prajurit TNI AL.
Baca juga: MPR minta pemerintah siap siaga di perairan Natuna
Perairan Natuna yang menjadi beranda terdepan perairan kedaulatan dan zone eksklusif ekonomi Indonesia menjadi kawasan paling menentukan bagi Indonesia pada saat Laut China Selatan menjadi semakin hangat karena perkembangan geopolitik dan geostrategi kawasan. Sudah menjadi kewajiban yang wajar untuk meningkatkan fasilitas pertahanan nasional di perairan itu.
Baca juga: MPR: Pemerintah beri perhatian khusus Perairan Natuna Utara
Sionban di Natuna akan menampung daya listrik dari PLN sebesar 555 KVA untuk aliran darat dukungan kapal selam. Sementara itu, Mess Tjiptadi Pangkalan TNI AL Ranai yang memiliki fasilitas 11 kamar dibangun di atas luas tanah 1.100 meter persegi dengan luas bangunan 585 meter persegi.
Dalam siaran persnya, Margono mengatakan, pembangunan sarana dan prasarana pendukung ini bukan tanpa perjuangan.
Baca juga: Pengamat sebut TNI AL harus antisipasi strategi peperangan kapal selam
"Pandemi ini telah mengajarkan kita bahwa pembangunan kekuatan tidak harus menunggu anggaran yang besar, tetapi kita bisa membangun kekuatan itu dengan skala prioritas, yang pada akhirnya secara bertahap dengan penuh keyakinan kekuatan armada tempur TNI AL bisa memberikan efek gentar baik itu di kawasan regional maupun global," katanya.
Baca juga: TNI AL butuh pesawat patroli maritim multifungsi anti-kapal selam
Apalagi, lanjut dia, perairan Natuna Utara saat ini merupakan wilayah perairan yang cukup menarik perhatian bagi negara-negara di kawasan.
Baca juga: Alugoro-405, "senjata penyelam" terbaru RI
"Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan harga mati. Sebagai prajurit kita akan senantiasa terpanggil ketika kedaulatan negara kita terancam. Maka, wajib bagi kita dimasa damai ini untuk terus berbenah, terus membangun kekuatan sehingga ketika Ibu Pertiwi memanggil, kita sudah siap," kata Margono.
Baca juga: Kapal selam buatan PT PAL perkuat TNI AL
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2021