Berlokasi di kawasan industri Deltamas, Kabupaten Bekasi nantinya pabrik daur ulang plastik itu akan berdiri di lahan seluas 2 hektar atau setara 20 ribu meter persegi nantinya pabrik itu akan beroperasi pada 2022 dengan kapasitas pengelolaan 25.000 ton plastik setiap tahunnya.
Baca juga: Sprite hadir dengan botol jernih ramah lingkungan
"Ini sebagai bagian dari anggota dewan di Kemitraan Aksi Plastik Nasional Indonesia (National Plastic Action Partnership/NPAP), kami berkomitmen untuk mendukung Rencana Aksi Nasional Indonesia dalam mencapai pengurangan sampah plastik laut sebesar 70 persen pada tahun 2025,” ujar Presiden Direktur Coca-Cola Amatil Indonesia dan Kepala (Chairman) PT Amandina Bumi Nusantara Kadir Gunduz di Kawasan Deltamas Kabupaten Bekasi, Senin.
Dengan usaha patungan yang diwujudkan dalam bentuk PT Amandina Bumi Nusantara, CCAI dan Dynapack Asia menanamkan investasi di salah satu bagian dari provinsi Jawa Barat senilai Rp556,2 miliar atau setara 50,51 juta dolar Australia.
Nantinya, PT Amandina Bumi Nusantara akan mengoperasikan fasilitas pabrik daur ulang itu untuk pengelolaan limbah plastiknya.
Sementara untuk pengelolaan pengumpulan limbah plastik akan dibantu oleh yayasan Mahija Paramita Nusantara, nantinya yang akan memberdayakan usaha kecil menengah serta pemulung lokal.
Kehadiran pabrik daur ulang di Kabupaten Bekasi ini diapresiasi oleh Pemerintah setempat yang hadir dalam acara peletakan batu pertama fasilitas daur ulang plastik itu yang tepat jatuh pada hari ini.
Baca juga: Viral lulusan UI keluhkan gaji Rp8 juta, ini kata direktur Coca-Cola
"Saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya pada perusahaan ini, yang pada 2019 secara global menyatakan komitmen menjadi bagian solusi pengelolaan plastik pascakonsumsi dalam rangka circular economy," kata Kepala Dinas Perindustrian Kabupaten Bekasi H.Efendi.
Ia berharap selain menjadi solusi lingkungan, fasilitas ini juga dapat menyerap tenaga kerja di kawasan Bekasi sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi warga lokal.
Pabrik ini direncanakan mulai beroperasi pada kuartal kedua tahun 2022.
Kolaborasi Amatil Indonesia dan Dynapack itu sejalan dengan "Sustainability Ambitions 2020- 2040" yang diumumkan pada September 2020 lalu oleh CCAI.
Dalam program itu komitmen menciptakan siklus tertutup kemasan untuk daur ulang diharapkan dapat mencapai 50 persen pada 2030 mendatang.
Selain sebagai solusi pengelolaan kemasan plastik pascakonsumsi, didirikannya pabrik daur ulang ini juga sejalan dalam kerangka Ekonomi Sirkular secara global.
Di samping itu, Amatil Indonesia terus memperkuat komitmennya untuk mengurangi penggunaan plastik.
Salah satunya melalui inisiatif light-weighting botol PET yang telah berhasil mengurangi konten plastik sebesar 28,5 persen sejak tahun 2014.
Tidak hanya itu Amatil Indonesia mengubah warna kemasan menjadi bening untuk mempermudah proses daur ulang.
Bersama dengan Dynapack Asia, Amatil Indonesia telah mendukung banyak inisiatif untuk membantu mengumpulkan dan mendaur ulang kemasan minuman.
Contohnya program pembersihan pantai harian, Bali Beach Clean-Up, yang telah berjalan selama lebih dari 13 tahun untuk mengumpulkan lebih dari 40.000 ton serta beberapa program lingkungan lainnya.
Baca juga: Kiat produsen buat bisnis berbasis lingkungan dan komunitas
Baca juga: Kolaborasi jadi kunci tingkatkan bisnis berkelanjutan
Baca juga: Mencintai pantai lewat "Bali's Big Eco Weekend"
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021