Denpasar (ANTARA News) - Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Rachmat Budiyanto menyatakan bahwa pers lewat karya jurnalistiknya tidak saja membuat suasana ricuh menjadi tenteram, namun juga menyulut konflik lebih besar di masyarakat.
"Pers bisa membuat hal kecil menjadi besar, bahkan membakar emosi massa hingga memunculkan konflik yang bekepanjangan. Karena itu pers harus lebih bijak menyikapi masalah ini," kata Pangdam di Denpasar, Kamis.
Ketika bertatap muka dengan para pemimpin redaksi di Bali, Rachmat mengungkapkan bahwa ada suatu daerah, di mana berita yang tersiar di media hampir 90 persen masalah konflik .
"Berita yang tersiar dari daerah itu, ya sebagian besar masalah konflik dengan berbagai corak dan ragamnya," kata mantan Kepala Staf Kodam III/Siliwangi tersebut.
Untuk menekan dan meredakan konflik, Pangdam Rachmat mengatakan, salah satu kuncinya adalah wartawan tidak memberitakannya.
"Coba berhenti saja menyiarkan berita itu, saya pastikan konflik atau aneka gerakan yang mereka lakukan akan berhenti dengan sendirinya," katanya.
Masalahnya, lanjut dia, tidak sedikit warga masyarakat yang terdorong untuk berbuat serupa setelah mengetahui aksi serupa diliput oleh media massa.
Dia mengatakan, melalui keputusan insan pers yang lebih mengedepankan kepentingan rakyat banyak, niscaya tidak akan tersiar berita yang dapat menyulut, bahkan semakin mengobarkan konflik di masyarakat. (*)
P004/M026
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010