Banyuwangi (ANTARA News) - Kantor Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Banyuwangi dijaga ratusan personel kepolisian resor setempat menyusul aksi pengepungan yang dilakukan ratusan pendukung Bupati Ratna Ani Lestari selama dua hari berturut-turut, Senin (14/6) hingga Selasa.
Kepala Polres Banyuwangi, AKBP Slamet Hadi Supratoyo, Rabu, mengatakan, pengamanan di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) itu bertujuan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang terjadi menjelang Pilkada Kabupaten Mojokerto beberapa waktu lalu.
"Kantor KPU merupakan lokasi rawan. Oleh karena itu, setiap hari kami mengerahkan 250 personel untuk melakukan penjagaan dan pengamanan dokumen di dalam kantor itu," katanya.
Pengamanan dilakukan hingga radius 100 meter, mulai dari pagi hingga malam hari. Polisi juga memasang pagar kawat berduri di seputar kantor KPU yang berlokasi di Jalan KH Agus Salim, Banyuwangi.
Sejak Bupati Ratna Ani Lestari dicoret dari pencalonannya dalam Pilkada Kabupaten Banyuwangi, massa pendukungnya gencar melakukan unjuk rasa.
KPU setempat mencoret pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Banyuwangi periode 2010-2015, Ratna Ani Lestari- Pebdy Arisdiawan, karena kepengurusan DPD Partai Golkar Kabupaten Banyuwangi yang mengusung pasangan tersebut dibekukan oleh DPP Partai Golkar.
Menjelang pelaksanaan Pilkada Kabupaten Banyuwangi pada 14 Juli 2010, Polres setempat menyiagakan 1.600 personel setelah mendapat dukungan personel dari Polwil Besuki dan Polda Jatim. Mereka disiapkan untuk mengamankan 3.096 unit TPS yang tersebar di 24 kecamatan.
"Banyaknya jumlah personel yang kami terjunkan itu karena potensi konflik dalam Pilkada Banyuwangi sangat tinggi," kata Slamet.
Selain aparat kepolisian, pengamanan juga dilakukan pihak Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banyuwangi di sepanjang wilayah pesisir Banyuwangi hingga wilayah perbatasan dengan Situbondo.
Komandan Lanal Banyuwangi Letkol P. Nurrohman mengatakan pihaknya akan memfokuskan pengamanan terhadap 34 pelabuhan rakyat di ujung timur Pulau Jawa itu. (M038/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010