Khar, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Serangan helikopter dan artileri berat Pakistan menewaskan 38 gerilyawan, Rabu, di sebuah daerah suku di perbatasan dengan Afghanistan, kata sejumlah pejabat.
Komandan-komandan militer sebelumnya mengklaim bahwa Taliban telah dihalau dari daerah tersebut.
Pertempuran sengit juga menewaskan 10 prajurit paramiliter, kata pejabat-pejabat itu.
Pasukan Pakistan berperang di Bajaur sejak Agustus 2008 dalam upaya menghancurkan tempat-tempat pesembunyian Taliban dan Al-Qaeda, namun ada indikasi gerilyawan berusaha beraksi lagi.
Para komandan mengklaim kemenangan pada Feburari 2009, dan mengalihkan perhatian memerangi Taliban di daerah Waziristan Selatan dan Swat, yang juga berada di wilayah baratlaut.
Pasukan melancarkan ofensif lagi di Bajaur pada awal tahun ini dan mendeklarasikan wilayah itu bebas dari Taliban pada Maret.
Namun, Rabu, pasukan melakukan aksi militer di desa-desa Ghaundu dan Samsai, sekitar 14 kilometer sebelah baratdaya Khar, kota utama di Bajaur.
Pejabat daerah setempat Tahir Khan mengatakan, sejumlah helikopter meriam dan artileri laras panjang melepaskan tembakan setelah ada laporan bahwa militan Taliban menyusup lagi ke daerah itu dari distrik tetangganya, Mohmand.
"Sedikitnya 38 militan tewas dan 10 prajurit menjadi syuhada," kata kepala daerah Bajaur Zakir Hussain Afridi kepada wartawan, dan ia menunjukkan 18 mayat militan dengan disaksikan komandan-komandan pasukan lokal.
Pasukan keamanan menghancurkan dua tempat persembunyian Taliban dan menangkap 23 militan selama pertempuran itu, tambahnya.
Menurut beberapa pejabat, Taliban mengeluarkan selebaran yang memperingatkan rekan-rekan mereka agar tidak menyerah atau menyerima tawaran pekerjaan dari pemerintah.
Pemerintah menetapkan 30 Juni sebagai batas waktu bagi militan untuk menyerahkan senjata mereka sebagai imbalan atas pemberian pekerjaan di pasukan kepolisian, kata beberapa pejabat.
Jika mereka tidak melakukan hal itu, maka rumah mereka akan dihancurkan, kata para pejabat itu.
Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.
Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.
Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.
Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaeda dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.
Beberapa analis juga telah memperingatkan bahwa Taliban dan sekutu mereka akan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan di Bajaur dan kawasan suku lain lagi untuk mengalihkan fokus perhatian dari Waziristan Selatan.
Pasukan keamanan melakukan operasi besar-besaran terhadap militan muslim di Mohmand dan Bajaur pada Agustus 2008. Pada Februari 2009, militer menyatakan bahwa Bajaur bersih setelah pertempuran sengit berbulan-bulan, namun kerusuhan terus berlangsung.
Menurut militer, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus 2008, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.
Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.
Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan. (M014/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010