Jakarta (ANTARA) - Aksi bom bunuh diri di Gereja Kathedral Hati Yesus Maha Kudus di Makassar dan penembakan di Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, Jakarta, sempat membuat umat Kristiani cemas mengikuti rangkaian ibadah Hari Paskah.
Dua hari setelah insiden teror di Mabes Polri, Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bersama Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri Komjen Pol Paulus Waterpauw langsung bergerak cepat meninjau kesiapan pengamanan di dua kota besar di daerah timur Indonesia, yaitu Makassar dan Manokwari pada 2-4 April 2021.
Kunjungan itu, yang turut diikuti oleh beberapa pejabat Mabes TNI dan Mabes Polri, ingin memberi pesan kepada masyarakat, khususnya umat Kristiani bahwa situasi di Indonesia akan terus aman mengingat ribuan pasukan gabungan TNI/Polri telah dikerahkan ke beberapa tempat, termasuk di antaranya rumah ibadah dan pusat-pusat keramaian.
Pengerahan pasukan, khusus untuk pengamanan rangkaian ibadah Hari Paskah, setidaknya telah dimulai sejak Kamis (1/4) dan berakhir pada Minggu (4/4).
Baca juga: Kapolri: Perayaan Paskah di Tanah Air berjalan aman
Namun, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto meyakinkan masyarakat bahwa pihaknya akan terus membantu kepolisian menjamin keamanan serta memelihara ketertiban setelah adanya aksi teror di Makassar dan Jakarta minggu lalu.
Hadi lanjut menerangkan pasukan gabungan TNI/Polri akan terus melaksanakan upaya pencegahan dan pemetaan potensi ancaman setelah rangkaian Hari Paskah. Upaya pencegahan dan deteksi dini itu salah satunya dilakukan melalui bantuan pengerahan personel serta informasi dari unit intelijen, kata Hadi pada sela-sela kunjungannya di Makassar.
Sementara itu, Kabaintelkam Polri Komjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan kepolisian, TNI, Badan Intelijen Negara, dan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) akan terus bekerja sama meningkatkan kewaspadaan menghadapi ancaman terorisme.
“Sinergi antara Densus 88, BNPT, dan kami semua jajaran intelijen itu padu terus. Kami lakukan upaya-upaya mengawasi mereka (kelompok teroris),” kata Waterpauw di Makassar, Jumat (2/4).
Aksi teror bom bunuh diri terjadi di depan gerbang Gereja Kathedral Hati Yesus Maha Kudus, Minggu (28/3), sehingga menyebabkan dua pelaku teror tewas di tempat, sementara 19 orang luka-luka.
Beberapa hari kemudian, aksi penembakan oleh seorang perempuan berinisial ZA, 25, terjadi di halaman dalam Mabes Polri, Jakarta, Rabu (31/3). Pelaku, yang diyakini beraksi seorang diri (lone wolf) masuk seorang diri ke Mabes Polri dan berupaya menembak polisi yang siaga di pos jaga.
Namun, ZA pun langsung ditembak mati di lokasi kejadian.
Baca juga: Uskup Agung Katedral Makassar apresiasi dukungan lintas organisasi
Kepolisian meyakini dua aksi teror tersebut terkait dengan paham radikalisme terorisme. Untuk aksi bom bunuh diri di Makassar, kepolisian menyebut dua pelaku terhubung dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), sementara ZA diyakini terhubung dengan kelompok terafiliasi ISIS.
Pelaku bom bunuh diri, kata Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, minggu lalu, sempat terlibat pada operasi terorisme di Jolo, Filipina pada 2018.
Presiden Joko Widodo, satu hari setelah insiden di Mabes Polri, langsung memerintahkan panglima TNI, Kapolri, dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) untuk meningkatkan kewaspadaan dan pengamanan. Jokowi juga meminta mereka meyakinkan masyarakat bahwa situasi tetap aman terkendali.
Perintah presiden
Tidak lama setelah presiden memerintahkan jajarannya bergerak, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Kabaintelkam Polri Komjen Pol Paulus Waterpauw langsung memeriksa pengamanan di empat gereja di Makassar dan satu gereja di Manokwari pada rangkaian ibadah Hari Paskah.
Sebelum bertolak ke dua kota besar itu, Hadi dan Paulus pada Kamis malam (1/4) juga memeriksa langsung pengamanan di Gereja Katedral Jakarta.
Di Makassar, panglima TNI bersama rombongan meninjau pengamanan di Gereja Paroki Maria Ratu Kare, Gereja Manggamaseang, Gereja Immanuel, dan Gereja Kathedral Hati Yesus Maha Kudus.
Sementara itu di Manokwari, Papua Barat, panglima TNI menutup kegiatan peninjauan pengamanan di Gereja Katolik Immanuel Sanggeng.
Dalam kegiatan peninjauan pengamanan itu, Hadi memeriksa pasukan gabungan TNI/Polri yang siaga di areal rumah ibadah, serta menemui dan berbicara langsung dengan pengurus gereja.
Di Gereja Immanuel dan Gereja Kathedral Hati Yesus Maha Kudus, keduanya berada di Makassar, serta di Gereja Katolik Immanuel Sanggeng, Hadi menyempatkan waktu menyapa jemaat dan meyakinkan mereka bahwa bahwa situasi tetap aman.
"Setelah kami terbang dari Jakarta (untuk) mengecek kesiapan keamanan di Makassar dan hari ini saya mengecek kesiapan di Manokwari, semua dalam kondisi baik. Artinya, anggota TNI/Polri sudah bergerak untuk memberi rasa aman (kepada masyarakat)," kata Hadi Tjahjanto kepada jemaat gereja di Manokwari, Sabtu (3/4).
Ia lanjut meminta para jemaat agar tidak lagi cemas dan takut karena anggota TNI/Polri selalu siaga menjamin keamanan di seluruh daerah di Indonesia.
Untuk pengamanan Hari Paskah dan memelihara ketertiban pascateror, TNI/Polri membentuk Posko Komando Taktis (Poskotis) di sejumlah daerah yang diyakini rawan. Setidaknya, ada empat sampai enam posko yang siaga di tiap provinsi, kata Hadi menerangkan.
Bantuan masyarakat
Terlepas dari adanya pengerahan pasukan TNI/Polri, Panglima TNI tetap berharap tokoh masyarakat dan tokoh agama ikut membantu menjaga keamanan serta memelihara persatuan di daerah masing-masing.
Harapan itu ia sampaikan langsung kepada para tokoh agama di Papua dan Papua Barat pada pertemuan di Manokwari, Papua Barat, Sabtu (3/4).
"Saya melihat para tokoh agama di Papua Barat dan Papua sangat penting untuk bisa mengambil peran bersama masyarakat dengan aktif untuk menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif, tenang, dan damai, penuh persaudaraan," kata Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
Baca juga: 1.001 tentara siaga bantu polisi amankan Paskah di Makassar
Para tokoh agama juga punya kemampuan mencegah perpecahan, termasuk di antaranya yang disebabkan oleh paham-paham radikal terorisme. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh tokoh dan umat beragama untuk memelihara persaudaraan dan menghindari kegiatan yang mengarah pada perpecahan antarkelompok masyarakat.
Hadi berpendapat tokoh masyarakat dan tokoh agama punya dua fungsi penting buat masyarakat. Tokoh masyarakat, ia mengatakan, memiliki kemampuan sebagai penggerak bagi masyarakat agar mereka bertindak sesuai aturan hukum, sementara tokoh agama punya kemampuan mempengaruhi berbagai kelompok warga agar tetap bersatu.
Dua fungsi tersbeut sentral dan sebagai motor penggerak yang dapat dimanfaatkan oleh TNI/Polri dalam menjaga keutuhan wilayah NKRI dari segala aspek ancaman.
Oleh karena itu, ia menekankan komunikasi dan koordinasi antartokoh masyarakat dan tokoh agama bersama TNI/Polri perlu selalu diperkuat. Jika komunikasi antarpihak telah kuat, maka kerja sama atau kolaborasi pun akan lebih mudah dibuat ke depan.
Pernyataan panglima TNI perlu jadi renungan bersama bahwa upaya melawan teror dan perpecahan bukan hanya jadi urusan anggota TNI/Polri, karena usaha itu merupakan ikhtiar bersama yang harus dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Dengan demikian, terlepas dari adanya jaminan keamanan dari TNI/Polri sebagaimana telah disampaikan berulang kali oleh panglima TNI, upaya membuang rasa cemas dan takut terhadap ancaman teror juga perlu datang dari masing-masing warga yang waspada dan senantiasa mawas diri terhadap situasi di sekeliling mereka.
Copyright © ANTARA 2021