Jakarta (ANTARA) - Menteri Olahraga Prancis, Roxana Maracineanu, mengatakan ada kemungkinan French Open ditunda untuk tahun kedua dikarenakan krisis pandemi COVID-19.
Prancis memasuki masa pembatasan sosial secara nasional untuk ketiga kalinya pada Sabtu (3/4) untuk menahan penyebaran virus corona, meskipun sebagian besar olahraga profesional terhindar dari tindakan tersebut.
Baca juga: Prancis akan pertahankan jam malam, pembatasan COVID-19
Pengecualian dilakukan untuk olahraga balap sepeda Paris-Roubaix telah ditunda dari rencana awal 11 April. French Open, yang tahun lalu ditunda empat bulan dan berlangsung dengan jumlah kerumunan terbatas, akan dimulai tahun ini pada 23 Mei.
"Kami sedang berdiskusi dengan mereka (Federasi Tenis Prancis, penyelenggara acara) untuk melihat apakah kami harus mengubah tanggal bertepatan dengan kemungkinan dimulainya kembali semua olahraga dan acara besar," kata Maracineanu, dikutip dari Reuters, Minggu.
Baca juga: French Open lakukan persiapan ketat jelang pelaksanaan turnamen
"Saat ini, meskipun acara besar untuk olahraga dipertahankan, kami mencoba untuk membatasi risiko berkelompok, penyebaran virus dalam olahraga profesional."
Presiden Emmanuel Macron, Rabu (31/3), mengharapkan untuk membuka kembali Prancis pada pertengahan Mei.
Direktur Jenderal Federasi Tenis Prancis (FFT), Gilles Moreton, awal pekan ini mengatakan bahwa dia tidak bisa membayangkan turnamen Grand Slam tersebut dibatalkan.
French Open dijadwalkan berlangsung pada 17 mei hingga 6 Juni.
Baca juga: Thiem bertekad turunkan tahta Nadal di French Open
Baca juga: Wimbledon dan French Open incaran berikutnya Naomi Osaka
Baca juga: Djokovic dan Nadal mengejar torehan sejarah di final French Open
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021