Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu sore menguat mencapai Rp9.150 per dolar, karena aksi beli pelaku pasar terhadap mata uang Indonesia itu makin gencar, meski euro terhadap yen dan dolar melemah.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar naik menjadi Rp9.150-Rp9.160 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.170-Rp9.180 atau menguat 20 poin.

Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, mengatakan, kenaikan rupiah hingga mencapai Rp9.150 per dolar sebenarnya sudah diperkirakan sebelumnya, karena kuatnya faktor eksternal yang mendukungnya.

Membaiknya saham-saham Amerika Serikat yang memicu indeks saham di Tokyo menguat hingga mencapai 10.000 poin yang pertama kali sejak 20 Mei lalu, merupakan faktor utama yang memicu rupiah terus menguat, katanya.

Rupiah, menurut dia, kenaikannya dinilai tidak terlalu cepat, karena pelaku pasar masih mencari tempat yang aman bagi investasi selain di yen dan dolar.

Hal ini disebabkan pelaku ingin memperoleh keuntungan yang lebih baik meski pengalihan dananya ke mata uang lain beresiko lebih besar, katanya.

Kostaman Thayib menambahkan, rupiah masih dapat bergerak naik sepanjang faktor positif dari eksternal terus terjadi yang didukung pula oleh faktor positif dari internal.

Apabila tidak ada hambatan, maka rupiah akan kembali menguat mendekati angka Rp9.100 per dolar, ucapnya.

Menurut dia, Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan masuk pasar untuk membeli rupiah agar mata uang Indonesia itu berada dalam kisaran sempit dalam upaya menjaga agar mata uang itu tidak melewati angka Rp9.000 per dolar.

BI saat ini diperkirakan memiliki cadangan devisa sebesar 81 miliar dolar AS, katanya.

Cadangan devisa BI itu, lanjut dia cukup untuk dapat menahan lajunya pergerakan rupiah yang semakin menguat.
(CS/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010