Padang (ANTARA News) - Kota Padang, Sumatera Barat, memiliki tingkat rawan terhadap longsor di lahan tinggi mencakup luas 273 hektare yang tersebar pada daerah yang memiliki topografi curam sampai dengan sangat curam.
"Tingkat longsor lahan tinggi itu terdapat antara lain pada daerah Bukit Gado-Gado bagian atas, Bukit Lantiak bagian atas dan bagian lereng kaki dan lereng kaki Bukit Gaung. Sebanyak 440 kepala keluarga yang kini masih berdiam di kawasan lahan tinggi tersebut keselamatannya terancam," kata Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kota Padang, Indang Dewata, Rabu.
Menurut Indang, ancaman longsor tersebut bisa terjadi faktor fisik daerah, seperti kemiringan lereng yang curam, adanya patahan geologi, curah hujan cukup tinggi dan solum tanah yang dalam.
Selain itu tingginya tingkat pelapukan batuan, ia mengemukakan, penggunaan lahan yang tidak sesuai daya dukungnya dan permeabilitas tanah yang lambat.
"Dalam kondisi lahan yang berbahaya tersebut, Pemkot Padang terus mengimbau warganya agar selalu waspada dan pindah ke tempat yang lebih aman," katanya.
Ia merinci, lokasi rawan longsor yang masing-masing berada di Kecamatan Padang Selatan, yakni pada Bukit Gado-Gado (45 kk), Bukit Lantik (35 kk) Bukit Turki (25) dan Perbukitan sekitar Teluk Bayur (100 kk).
Di Kecamatan Lubuk Begalung berada di Bukit Gaung (50 kk), Bukit Pampangan (20 kk), Bukit Lampu (20 kk),
di Kecamatan Bungus Teluk Kabung yakni di Bukit Bungus Selatan (20 kk). Sedangkan di Kecamatan Lubuk Kilangan berada di Lubuk Paraku (10 kk), Panorama (5 kk), Bukit Tarantang Beringin (60 kk), Pauh Batu Busuk Patamuan (50 kk).
Dijelaskannya, analisis tingkat bahaya longsor lahan di Kota Padang, didasarkan pada kondisi fisik wilayah studi berupa satuan lahan. Satuan lahan disusun berdasarkan bentuk lahan, lereng, penggunaan lahan, jenis batuan dan jenis tanah.
Sedangkan beberapa ciri khas kawasan yang tinggi tingkat bahaya longsor lahannya di Padang ditandai dengan adanya bekas longsor lahan yang telah terjadi, terdapatnya mata air atau jalur rembesan air pada batuan, ditemukannya pohon-pohon yang miring kearah lereng atas dan biasanya terdapat pada daerah-daerah patahan geologis.
Ia menyebutkan, tingkat bahaya longsor lahan tinggi terdapat pada daerah Bukit Gado-Gado bagian atas, Bukit Lantiak bagian atas dan bagian lereng kaki dan lereng kaki Bukit Gaung.
Sementara itu tipe longsor lahan yang terjadi pada Gunung Padang dan Bukit Gaung berupa rayapan (creep), longsoran (slide), dan jatuhan (falls).
Berdasarkan data Bapedalda Padang, tingkat bahaya longsor lahan rendah di Padang tercatat seluas 253 ha, yang tersebar pada daerah yang memiliki kemiringan lereng yang relatif datar yang tidak memiliki potensi untuk mengalami longsorlahan.
Tingkat bahaya longsor lahan rendah terdapat pada daerah Air Manis, Seberang Palinggam bagian bawah, Teluk Bayur bagian bawah, pasar Gaung dan Rawang.
Tingkat bahaya longsor lahan rendah ini disebabkan karena faktor fisik daerah yang tidak memiliki potensi untuk mengalami longsor lahan yaitu pada daerah yang memiliki topografi datar.
Sedangkan tingkat bahaya longsor lahan sedang di Padang tercatat seluas 1.087 hektar yang terdapat pada daerah yang memiliki topografi agak curam sampai sangat curam. Lokasinya terdapat pada sebagian daerah Bukit Gado-Gado, Bukit Lantiak dan Bukit Gaung.
Tingkat bahaya longsor lahan sedang ini disebabkan oleh beberapa faktor fisik yaitu pada beberapa tempat tidak ditemukannya mata air, solum tanah yang tipis, kedalaman pelapukan batuan yang dangkal dan air tanah yang dangkal.
(T.F011/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010