Andiyan, Uzbekistan (ANTARA News) - Sebuah pesawat membawa bantuan asing pertama untuk pengungsi, yang melarikan diri dari bentrokan di Kyrgyzstan ke Uzbekistan, Rabu tiba di kota Uzbekistan timur Andiyan, menurut para pejabat lokal.

Pesawat itu membawa pasukan dari Kantor Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Pengungsi (UNHCR), kata para pejabat dari perwakilan kementerian situasi darurat setempat kepada koresponden AFP di bandara.

Pesawat pertama itu membawa 800 tenda untuk rumah pengungsi dan dua penerbangan UNHCR lainnya diperkirakan yang membawa pasokan lainnya akan tiba Rabu petang.

Sejumlah truk bersiap di bandara lokal untuk segera mendistribusikan barang-barang itu kepada para pengungsi.

Para pejabat Uzbekistan mengatakan, bahwa lebih dari 75.000 orang telah lari dalam bentrokan etnis antara suku Kyrgyzstan dan Uzbekistan di Kyrgysztan ke Uzbekistan.

Jumlah pengungsi yang melarikan diri dari kerusuhan etnis di Kyrgyzstan selatan ke negara tetangganya, Uzbekistan, diduga meningkat lebih dari 100.000 orang, kata Utusan Khusus Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Miroslav Jenca, Selasa.

"Kami menerima informasi dari penguasa Uzbekistan bahwa jumlah pengungsi yang masuk ke negaranya tercatat 75.000 orang, namun jumlah ini terus meningkat dan dalam waktu dekat akan melebihi 100.000 orang," kata Jenca dalam konferensi pers.

Dia mengatakan, situasi keamanan di perbatasan pihak Kyrgyzstan makin tidak mungkin untuk dipantau.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) Senin mengecam kerusuhan berdarah di Kyrgyzstan yang bergolak, dan mendesak agar kembali kepada undang-undang dan peraturan untuk mengatasi perselisihan-perselisihan secara damai.

Ke-15 duta besar anggota DK "mengecam terus berlangsungnya aksi kekerasan" itu dan menyerukan agar "tenang, dan kembali kepada penegakan hukum serta peraturan, selain memecahkan secara damai pertikaian-pertikaian yang ada," menurut Duta besar Meksiko, Claude Heller.

Setelah mendapatkan penjelasan mengenai perkembangan terakhir di republik Asia Tengah itu, para anggota juga menandaskan keinginan "untuk mendukung pengiriman bantuan kemanusiaan," katanya menambahkan.

Pada Senin pagi, Uzbekistan memerintahkan menutup perbatasannya untuk membendung mengalirnya pengungsi yang melarikan diri dari kerusuhan yang mematikan di negara tetangganya, Kyrgyzstan, tempat pasukan pemerintah dituduh membantu geng-geng membantau suku Uzbekistan.

Etnis Uzbeks dan Tajiks telah meluber ke Uzbekistan dalam empat hari pertumpahan darah di sekitar kota-kota selatan Osh dan Jalalabad, yang telah menewaskan sedikitnya 138 orang dan melukai 1.761 lainnya, menurut pihak yang berwenang.

Kerusuhan meledak Jumat di Osh ketika geng-geng etnis Kyrgyzstan mulai menyerang pertokoan dan perumahan etnis Uzbekistan, mencuatkan ketegangan antara dua kelompok dominan di wilayah yang telah bermusuhan selama satu generasi.

Kerusuhan itu terjadi dua bulan setelah Presiden Kyrgyzstan, Kurmanbek Bakiyev, ditumbangkan dalam pemberontak populer. Kubu pertahanan Bakiyev berada di Kyrgyzstan selatan.

AFP/H-AK/Z002

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010