Paris (ANTARA) - Prancis melaporkan pada Sabtu (3/4) bahwa 5.273 orang berada di ruang perawatan intensif (ICU) untuk COVID-19, meningkat 19 dari hari sebelumnya, ketika negara itu memasuki penguncian nasional ketiga untuk membantu memerangi pandemi. .
Pemerintah telah berusaha untuk menahan munculnya kasus baru COVID dengan jam malam dan tindakan regional tetapi mulai Sabtu, dan selama empat minggu ke depan, sekolah dan bisnis yang tidak penting di seluruh negeri akan tetap tutup.
Peningkatan pasien ICU pada Sabtu mengikuti lompatan yang jauh lebih besar pada hari sebelumnya - tertinggi dalam lima bulan, di angka 145. Presiden Emmanuel Macron telah menjanjikan lebih banyak tempat tidur rumah sakit untuk merawat pasien COVID-19 yang sakit kritis.
Macron berharap untuk mengarahkan Prancis keluar dari pandemi tanpa harus memberlakukan penguncian nasional ketiga yang selanjutnya akan menghantam ekonomi yang masih terhuyung-huyung dari kemerosotan tahun lalu.
Tetapi jenis baru virus telah melanda Prancis dan sebagian besar Eropa, di tengah peluncuran vaksin anti COVID yang lebih lambat di Uni Eropa daripada di beberapa negara termasuk Inggris dan Amerika Serikat.
Otoritas kesehatan tidak memublikasikan angka-angka kasus baru pada Sabtu, seraya mengutip masalah aliran data dari beberapa hasil tes.
Menurut jajak pendapat Ifop terhadap 1.021 orang yang dilakukan secara daring pada 1 April dan diterbitkan pada Minggu di surat kabar Le Journal du Dimanche (JDD), mayoritas orang Prancis menyatakan keraguan atas penanganan pandemi oleh pemerintah.
Lima puluh delapan persen masyarakat menyatakan tidak percaya kampanye vaksinasi akan dilakukan sesuai rencana.
Namun, mayoritas orang, 51%, mengatakan mereka memang berencana untuk mendapatkan vaksin COVID-19, dengan hanya 34% yang mengatakan tidak. 15% lainnya mengatakan mereka telah diinokulasi.
Macron telah berjanji untuk mempercepat kampanye vaksinasi Prancis, dan kementerian pertahanan mengatakan pada Sabtu malam bahwa tujuh rumah sakit militer akan dimobilisasi mulai 6 April untuk memberikan dosis vaksin.
Sumber: Reuters
Baca juga: Mantan Putra Mahkota Yordania Hamzah berada dalam tahanan rumah
Baca juga: Total: Meninggalkan ladang gas Myanmar rugikan pekerja dan kota
Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021