Hal itu disampaikan relawan Indonesia dari "Medical Rescue Commite" (MER-C) yang berada di Gaza sejak Senin (19/1).
"Di sini (Gaza) makanan minim, sehingga perlu bantuan makanan bagi warga setempat, bahkan kami pun juga mengalami masalah (minimnya) makanan dan minuman," kata Mohammad Mursalim, saat berhasil dihubungi wartawan ANTARA dari Rafah, perbatasan Mesir-Palestina, Rabu dinihari WIB atau Selasa (20/1) waktu setempat.
Relawan yang sudah masuk di Gaza adalah Presidium MER-C dr Jose Rizal
Jurnalis, SpOT, dr Indragiri, SpAN, dr Syarbini Abdul Muradz dan Moh
Mursalim (logistik).
Mursalim mengaku bahwa komunikasi keluar Gaza memang sulit. "Kami bisa melakukan komunikasi atas pinjaman `simcard` pihak rumah sakit (RS) As-Shifa Gaza," katanya.
Staf logistik MER-C Indonesia lainnya --yang masih tinggal di Kairo untuk tugas koordinasi--Ir Faried Thalib juga mendapat pesan agar ambulan bantuan
untuk rakyat Palestina juga membawa bahan makanan.
Sementara itu, Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Mesir Abdurrahman Mohammad (AM) Fachir mengemukakan rencana bantuan tahap ketiga pemerintah Indonesia --dari total komitmen bantuan 1 juta dolar AS--akan lebih baik dalam bentuk dana tunai.
"Dengan bantuan dana tunai, maka akan lebih efektif penyalurannya karena akan disesuaikan dengan kebutuhan utama yang diinginkan warga Gaza yang sedang membutuhkan makanan dan sejenisnya," kata AM Fachir.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009